Page 184 - Dinamika Pengaturan dan Permasalahan Tanah Ulayat
P. 184

Dinamika Pengaturan dan Permasalahan Tanah Ulayat  165


                  Bali Tahun 2006 warga desa dikelompokkan menjadi
                  3  (tiga)  golongan,  yaitu: (1)  krama desa, adalah
                  penduduk yang beragama Hindu dan mipil (tercatat)
                  sebagai  anggota  desa  pakraman;  (2)  krama tamiu,
                  adalah penduduk yang beragama Hindu tetapi tidak
                  mipil sebagai anggota desa pakraman; dan (3) tamiu,
                  adalah  penduduk  yang  tidak beragama Hindu  dan
                  tidak mipil sebagai anggota desa pakraman. Selain itu
                  dikenal juga jatma pangumbangan, yaitu orang yang

                  tidak  jelas  identitas dan asal  usulnya.  Pendaftaran
                                                      63
                  tanah adat atas  nama warga desa dilakukan  hanya
                  pada no (1),  yaitu  krama desa, dengan  menuliskan
                  nama  krama pengarep yang  menguasai  tanah  druwe
                  desa yang bersangkutan, contoh:
                  I  NYOMAN      KALIMUSADA       MERTA    KRAMA
                  PENGAREP      DESA     PAKRAMAN       BELANCAN

                  BERKEDUDUKAN DI KABUPATEN BANGLI”        64


                  Beberapa permasalahan  terkait pendaftaran  tanah
              adat di Provinsi Bali antara lain: (1) adanya bukan krama
              desa yang bersangkutan yang menguasai/memiliki tanah
              adat (PKDS/AYDS);  (2)  tanah PKDS  atau  AYDS  yang
              dimiliki atas nama pribadi meskipun yang bersangkutan




              63  Wayan P.  Windia, 2008,  Menyoal  Awig-Awig:  Eksistensi
                  Hukum  Adat  dan  Desa di  Bali,  Penerbit Lembaga
                  Dokumentasi dan Publikasi FH UNUD, hlm.2.
              64  I Putu Dody Sastrawan, 2018, op.cit., hlm. 97.
   179   180   181   182   183   184   185   186   187   188   189