Page 185 - Dinamika Pengaturan dan Permasalahan Tanah Ulayat
P. 185

166   Dr. Julius Sembiring, S.H., MPA.


            adalah krama desa yang bersangkutan, sehingga terlepas
            dari kewajiban mengayah; (3) data dan status tanah druwe
            desa yang kurang jelas/lengkap.



                Selain  itu, terdapat  model  pendaftaran tanah  (adat)
            yang berbeda dengan daerah lainnya, yaitu diterbitkannya
            180 (seratus delapan puluh) sertipikat Hak Milik (individual)
            bagi Masyarakat Hukum  Adat  Tengger  di Bromo,  yang
            terletak  di  Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura,
            Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, pada  tanggal  9 Juli
            2015.  Pendafaran  tanah  adat  tersebut  dilakukan  sebagai

            penerapan dari Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/
            Kepala Badan Pertanahan Nasional  No. 9  Tahun 2015
            tentang  Tata Cara Penetapan Hak Komunal  Atas  Tanah
            Masyarakat  Hukum  Adat  dan  Masyarakat  Yang  Berada
            Dalam Kawasan Tertentu.
                Tanah  yang  didaftarkan  tersebut  sesungguhnya

            merupakan    tanah   yasan,  yang   didaftar  dengan
            mengakomodir kearifan lokal  sebagaimana  dimaksud
            dalam Peraturan Desa Ngadisari No. 2 Tahun 2015 tentang
            Tata Tertib Pengaturan Tanah di Ngadisari. Kearifan lokal
            tersebut berupa larangan  untuk menjual, menyewakan
            tanah  tersebut  kepada  pihak  luar, atau antar warga
            tanpa rekomendasi Kepala Desa atau Ketua Adat. Wujud

            kearifan  lokal  pada  pendaftaran  tanah  tersebut  adalah
            adanya  stempel khusus berwarna merah  pada halaman
            ‘PERUBAHAN’ sertipikat dengan tulisan:
   180   181   182   183   184   185   186   187   188   189   190