Page 96 - Dinamika Pengaturan dan Permasalahan Tanah Ulayat
P. 96

Dinamika Pengaturan dan Permasalahan Tanah Ulayat  77


                  Oleh karena itu pembahasan mengenai politik hukum
              tanah ulayat  tidaklah  didasarkan pada  ketiga  ideologi
              dimaksud,  akan  tetapi ditukikkan  ke dalam  3  (tiga)
              rentang  waktu  perjalanan  sejarah keagrariaan,  yaitu: (1)
              masa Kolonial; (2) pasca Kemerdekaan; dan (3) di bawah
              rezim UUPA.



              A.  Masa Kolonial
                  Pada    masa    kolonial  Belanda,    berdasarkan

              penyelenggaraan pemerintahannya (staatskundig) daerah
              di Indonesia dibagi 2 (dua) yaitu:  (1) daerah langsung (direct
                                           5
              gebied atau gouvernementsgebeid atau rechtstreeks bestuurd
              gebied),  yaitu  wilayah  yang  diperintah  oleh  Pemerintah
              Kolonial Hindia Belanda secara langsung ; dan (2) daerah
                                                    6
              tidak langsung (indirect gebied  atau  zelfbestuursgebied
              atau landschap gebied atau landschappen), yang meliputi
              sebagian besar wilayah Hindia Belanda yang pada prinsipnya
              mempunyai pemerintahan sendiri yang bersifat tradisional

              (asli), namun mengakui kedaulatan Belanda atas mereka.
              Daerah tidak langsung inilah yang disebut dengan daerah
              swapraja, dan persoalan tanah ulayat tentunya berada pada
              daerah tidak langsung tersebut.



              5   Mahadi, 1970,  Perkembangan Hukum  Antar  Golongan Di
                  Indonesia, Jilid 1. Penerbitan Fak. Hukum USU No. 6.
              6   Koerniatmanto Soetoprawiro, 1994,  Pemerintahan  &
                  Peradilan  Di Indonesia  (Asal-Usul  &  Perkembangannya),
                  Penerbit P.T. Citra Aditya Bakti, Bandung, hlm. 5
   91   92   93   94   95   96   97   98   99   100   101