Page 98 - Dinamika Pengaturan dan Permasalahan Tanah Ulayat
P. 98
Dinamika Pengaturan dan Permasalahan Tanah Ulayat 79
Senembah) mempunyai hak ulayat sebelum kedatangan
Raja Sentral (Sultan).
8
“Hasil penyelidikan mengungkapkan bahwa kepala-
kepala suku itu tidak keberatan terhadap onderneming-
onderneming melainkan hanya keberatan terhadap
penggunaan hak yang melanggar hukum oleh Sultan,
karena ia telah memberikan konsesi-konsesi yang
termasuk dalam wilayah mereka. Residen Belanda
menyelesaikan pertentangan langsung antara sultan dan
kepala-kepala suku batak Karo itu dengan menetapkan
bahwa pembayaran untuk konsesi-konsesi di wilayah Karo
mesti dibagi tiga bagian yang sama, sepertiga untuk Sultan,
sepertiga untuk datuk-datuk Batak Karo, dan sepertiga
untuk kepala-kepala desa di dalam lingkungan konsesi itu.
9
Itulah sebabnya ketika Sultan Mahmud Deli pada tahun
1870 berani menyerahkan tanah subur kepada maskapai
Belanda “de Rotterdam” di wilayah Sunggal tanpa seijin
kepala suku, berakibat pada pecahnya Perang Sunggal. 10
Berdasarkan uraian di atas Mahadi menyimpulkan
11
bahwa dalam wilayah Kesultanan Deli terdapat hak ulayat
8 ibid, hlm. 196-197.
9 Karl J. Pelzer, Toean Keboen dan Petani. Politik Kolonial
dan Perjuangan Agraria Di Sumatera Timur 1863-1947. 1985,
Penerbit Sinar Harapan, Jakarta, hlm. 93-95.
10 T. Lukman Sinar, 1996, Perang Sunggal (1872-1895), tanpa
penerbit, hlm. 10.
11 Mahadi, 1978, op.cit. hlm. 88.