Page 120 - Memahami dan Menemukan Jalan Keluar dari Problem Agraria Krisis Sosial Ekologi
P. 120
lokasi lagi. Bekas tanaman perkebunan karet yang dikelola
PT. Cipicung Pasawahan hanya tinggal sebagian kecil saja.
Fasilitas-fasilitas kantor seperti adanya emplasemen maupun
bangunan-bangunan lain sudah tidak dijumpai. Ada kesan
seolah-olah tanah tersebut sudah ditelantarkan oleh PT.
Cipicung Pasawahan. Atas dasar itulah masyarakat yang
dikoordinir oleh organisasi tani lokal membagi-bagi tanah
tersebut kepada para penduduk. Anggapan petani, PT.
Cipicung sudah menelantarkan tanah dan meninggalkan lokasi
sehingga tanahnya boleh dibagi-bagi.
Relasi Gender dalam Penguasaan Lahan Pasca
Okupasi: Bagimana Transformasi Kepemilikan
Membawa Perubahan pada Relasi Gender
“Daripada kami repot-repot,
kami serahkan urusan sertipikat pada suami saja”
(Seorang responden perempuan)
Struktur penguasaan lahan yang ditemukan di negara
kita dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satu aspek penting
di dalamnya adalah aspek hukum yang melandasi dan
mengatur perihal penguasaan sumberdaya ini. Di antara
berbagai aturan yang dikeluarkan mengenai penguasaan
lahan, terdapat aturan yang menyentuh aspek gender, yaitu
dalam Tap MPR Nomor IX/MPR/2001 tentang Pembaruan
Agraria dan Pengelolaan Sumberdaya Alam (pasal 4)
mengenai prinsip-prinsip pembaruan agraria dan pengelolaan
SDA poin f berbunyi : “Mewujudkan keadilan termasuk
18
kesetaraan gender dalam penguasaan, pemilikan, penggunaan,
pemanfaatan dan pemeliharaan sumberdaya agraria/sumber -
daya alam”.
18 Tyas Retno Wulan. Marginalisasi Perempuan Dalam Penguasaan
Sumber Agraria: Catatan Kritis Atas Urgensi Reforma Agraria Berbasis
Gender di Indonesia. 2009.
106