Page 125 - Memahami dan Menemukan Jalan Keluar dari Problem Agraria Krisis Sosial Ekologi
P. 125
tanah seluas 90 bata, (3) pengurus organisasi tani lokal
mendapatkan penghargaan dalam bentuk tanah, yaitu untuk
pengurus inti (ketua, wakil, sekretaris, dan bendahara) masing-
masing mendapatkan 200 bata. Sedangkan pengurus lain di
bawahnya mendapatkan bagian 35-100 bata. Jumlah petani
keseluruhan yang mendapatkan redistribusi tanah HGU
PT.Mulya Asli sebanyak 385 KK, terdiri dari petani dusun
Sukamaju dan beberapa dusun lain di desa Banjaranyar dan
desa Cigayam.
Penguasaan Tanah Sebelum Okupasi di Pasawahan:
Dominasi Penguasaan Perkebunan
Terdapat dua perusahaan perkebunan swasta yang
menguasai tanah-tanah di Pasawahan, yaitu PT. Cipicung dan
PT. RSI. PT. Cipicung pada awalnya merupakan perusahaan
milik pemerintah kolonial. Pada masa ini masyarakat yang
berada di sekitar perkebunan dijadikan sebagai tenaga kerja.
Pasca penguasaan oleh pemerintah kolonial, PT. Cipicung
diambil alih oleh pengusaha lokal dari Tasikmalaya, bernama
Eman Dollar. Berbeda dengan masa sebelumnya, masyarakat
sudah jarang bekerja di perkebunan. Sebagian dari mereka
lebih banyak memilih menggarap tanah sendiri, menjadi
buruh di tanah orang lain atau bekerja di luar desa. Tenaga
kerja perkebunan justru lebih banyak didatangkan dari luar
desa.
Total luasan tanah dalam penguasaan PT. Cipicung
sekitar 400 Ha, di antaranya 200 Ha termasuk dalam wilayah
Pasawahan. PT. Cipicung mengembangkan karet sebagai
tanaman utamanya. Di beberapa kawasan HGU yang belum
tergarap terdapat tanah terlantar berupa hutan.
PT. Cipicung membuka akses pada masyarakat lokal
untuk menggarap di eral HGU yang dikuasainya melalui
sistem bagi hasil. Penanaman oleh masyarakat dilakukan di
sela-sela tanaman karet perkebunan. Tanaman yang diboleh-
111