Page 123 - Memahami dan Menemukan Jalan Keluar dari Problem Agraria Krisis Sosial Ekologi
P. 123
Sementara itu, bagi sebagian petani lain yang tidak
melakukan penggarapan tanah di dalam areal HGU PT. Mulya
Asli, pilihannya menjadi buruh tani di lahan milik masyarakat
lain di sekitar Sukamaju. Sebagian lainnya memilih pergi
merantau mencari pekerjaan di beberapa kota besar di Jawa
Barat maupun luar Jawa Barat. Sangat jarang petani di dusun
Sukamaju yang bekerja (buruh) di perkebunan milik PT.
Mulya Asli, lebih banyak didatangkan dari luar desa.
Penguasaan Tanah Pasca-Okupasi di Banjaranyar 2:
Penguasaan Tanah oleh Petani melalui Gerakan
Petani
Proses okupasi tanah oleh petani di Dusun Sukamaju-
Banjaranyar (1999-2000) banyak berkaitan dengan eskalasi
politik di tingkat nasional, dengan runtuhnya rejim Orde Baru.
Pergeseran ini membawa dampak pada nuansa politik yang
sebelumnya represif dan otoriter menjadi lebih terbuka dan
demokratis. Pada fase inilah petani mendapatkan ruang untuk
menyatakan diri, melakukan okupasi.
Di dua desa, Cigayam dan Banjarnyar, total luasan
tanah yang menjadi obyek okupasi sekitar 150 Ha. Pasca
okupasi kelompok tak bertanah yang sebelumnya mendomi-
nasi, kini menjadi sangat kecil atau bisa dikatakan tidak ada.
Fase awal okupasi tanah HGU PT. Mulya Asli oleh
petani di dusun Sukamaju-Banjaranyar dan dusun Cigayam,
desa Cigayam mulai terjadi pada tahun 2000. Petani
melakukan pengkaplingan tanah HGU PT. Mulya Asli, dan
membentuk panitia pembebasan tanah untuk petani sebagai
pihak yang menentukan tata okupasi-redistribusi. Awalnya,
proses okupasi berjalan tanpa ada sistem pengaturan yang
jelas mengenai penguasaan di tingkat petani. Setiap rumah
tangga petani bebas melakukan pengkaplingan di tanah HGU
PT. Mulya Asli sesuai dengan kemampuan masing-masing.
Kondisi ini mengakibatkan penguasaan tanah okupasi oleh
109