Page 122 - Memahami dan Menemukan Jalan Keluar dari Problem Agraria Krisis Sosial Ekologi
P. 122

Penguasaan Tanah Sebelum-Okupasi Tanah di
           Banjaranyar 2:
           Penguasaan Tanah Oleh Perkebunan Swasta
                Sebelum terjadinya okupasi tanah oleh OTL di Dusun
           Sukamaju-Banjaranyar, penguasaan tanah di daerah ini hampir
           keseluruhannya berada di bawah perusahaan perkebunan
           swasta, yakni PT. Mulya Asli. Pada awal keberadaannya, PT.
           Mulya Asli dimiliki oleh Pak Wiyana salah seorang tokoh
           desa yang pada saat itu menjabat sebagai kepala Dusun. Sepe-
           ninggal Pak Wiyana, PT. Mulya Asli diteruskan oleh para
           keturunannya hingga saat sekarang ini. Kini pewaris PT.
           Mulya Asli adalah keturunan generasi ke-3 dari Pak Wiyana.
                PT. Mulya Asli mengembangkan usaha perkebunan
           karet. Pengembangan dilakukan di tanah dengan status pengu-
           asaan HGU atas nama PT. Mulya Asli sendiri, dengan luasan
           348 Ha. Luasan tersebut mencakup hampir keseluruhan dari
           luasan tanah di Dusun Sukamaju. Penguasaan tanah yang
           sangat dominan oleh perusahaan ini mengakibatkan sebagian
           besar petani tidak memiliki tanah (landless), dan oleh perusahaan
           hanya diperbolehkan menggarap pada sebagian bidang tanah
           dengan sistem kontrak. Kisaran luasan yang digarap oleh
                                                              22
           rumah tangga petani antara 100 bata hingga 500 bata .
                Dalam sistem kontrak ini, petani diwajibkan menyerah-
           kan sejumlah hasil panen kepada PT. Mulya Asli melalui
           mandor-mandor yang ada di lapangan. Pada awalnya dalam
           sistem kontrak ini, petani penggarap diwajibkan menyerahkan
           10% dari hasil panen. Namun dalam perkembangannya
           berubah, yaitu menganti penyerahan panen menjadi pemba-
           yaran dengan uang sesuai luasan tanah. Setiap petani yang
           menggarap diwajibkan membayar Rp.100.000,-/100 bata
           setiap panen kepada mandor.



                                     2
               22  1 bata sama dengan 14 m .
                                                                 108
   117   118   119   120   121   122   123   124   125   126   127