Page 130 - Memahami dan Menemukan Jalan Keluar dari Problem Agraria Krisis Sosial Ekologi
P. 130
bata jatah dan 150 penghargaan kepengurusan.
- Satgas inti (aktif) 160 bata, dengan rincian, 100 bata
jatah dan 60 penghargaan kepengurusan.
- Tim inti (pasif) 145 bata, dengan rincian, 100 bata jatah
dan sisanya adalah penghargaan kepengurusan.
- Koordinator perempuan mendapat 50 bata (tidak
mendapatkan jatah yang 100 bata, karena sudah diper-
oleh oleh suami sebagai kepala rumah tangga).
- Pengurus wanita memperoleh 35 atau 30 bata (ter-
gantung pada tingkat keaktifan).
- Ketua divisi mendapat 160 bata.
- Para perempuan yang tidak aktif tidak mendapat apa-
apa (karena sudah diwakili oleh suami), walaupun mere-
ka ikut bermusyawarah.
Anggapan bahwa peranan laki-laki lebih banyak dalam
perjuangan berdampak pada penghargaan yang didapat lebih
24
banyak daripada perempuan . Perempuan yang menjadi
pengurus maksimal mendapatkan 50 bata sedangkan untuk
laki-laki maksimal 200 bata.
Ketika sertifikasi dilakukan, dengan alasan agar biaya
murah maka satu rumah tangga memilih agar membuat
sertifikat dalam satu namanya saja. Umumnya kesepakatan
yang berlaku adalah tanah akan disertifikat atas nama suami.
Mereka mengakui bahwa meskipun tanah diatasnamakan
suami tetapi istri juga memiliki akses dan kontrol yang sama.
Hal yang berbeda ditemukan di Sukamaju, Banjaranyar.
Disini, baik laki-laki dan perempuan sepakat bahwa walau
hanya nama laki-laki yang tercantum di dalam sertifikat, tetapi
konstruksi budaya lokal menyatakan bahwa penggunaan dan
pengalihan lahan harus dilakukan melalui konsensus laki-
24 Ucapan pengurus laki-laki yang diamini laki-laki lain dalam forum
diskusi “Dalam organisasi, perempuan hanya ikut dalam pendidikan saja,
sisanya, semua dikerjakan oleh laki-laki”.
116