Page 146 - Memahami dan Menemukan Jalan Keluar dari Problem Agraria Krisis Sosial Ekologi
P. 146

Apa yang dialami perempuan kalangan atas terkadang
           dianggap suatu hal yang “baik” oleh para perempuan kalangan
           bawah yang memiliki peran berganda di wilayah reproduksi
           dan produksi. Menurut sebagian dari mereka, tinggal di rumah
           dan tidak bertanggungjawab untuk turut mengurus sawah akan
           membuat hidup mereka lebih ringan dan santai. Hal yang
           mereka lupakan adalah bahwa akses terhadap wilayah pro-
           duksi ini seringkali berbanding lurus dengan kontrol perem-
           puan dalam rumah tangga.

           Kelembagaan Produksi dan Distribusi
           Pasca Okupasi di Pasawahan
                Sebelum okupasi, kelembagaan produksi di Pasawahan
           didominasi perkebunan karet di lahan HGU milik PT. Cipicung.
           Jenis kelembagaan lain adalah sistem bagi hasil tumpangsari
           petani dengan perusahaan. Tanaman yang boleh dibudidaya-
           kan petani karena dinilai tidak akan mengganggu tanaman
           pokok, antara lain: kacang-kacangan, pisang, dan singkong.
                Pengelolaan produksi dalam kawasan HGU perkebunan
           terdiri dari dua jenis, yaitu pengelolaan perkebunan karet oleh
           perusahaan yang mempergunakan sarana produksi yang sudah
           baik, dan pengelolaan oleh petani yang sebagian besar dilaku-
           kan secara tradisional, memanfaatkan sarana produksi seder-
           hana, dengan sistem bagi hasil.
                Untuk distribusi hasil karet, perusahaan memiliki kerja-
           sama dengan pengumpul karet di Jawa Barat maupun luar
           Jawa Barat. Sedangkan hasil panen petani sebagian besar
           hanya dimanfaatkan untuk kepentingan rumah tangga. Penjualan
           panen petani baru dilakukan jika petani membutuhkan se-
           jumlah uang secara cepat. Penjualan biasanya hanya dilakukan
           di dalam desa, atau pasar yang berada di dekat desa.
                Pasca okupasi kelembagaan produksi dan distribusi di
           Pasawahan mengalami perubahan signifikan. Tanaman karet
           yang sebelumnya mendominasi digantikan tanaman pertanian

                                                                 132
   141   142   143   144   145   146   147   148   149   150   151