Page 41 - Memahami dan Menemukan Jalan Keluar dari Problem Agraria Krisis Sosial Ekologi
P. 41
desa dalam kategori tipe 3 atau sekitar 41,77%.
Sementara bila dilihat dari tingkat kesejahteraan pen-
duduk, mayoritas desa atau sekitar 263 desa (62,03%) di
Kabupaten Garut masuk dalam kategori desa miskin. Dari
seluruh desa miskin tersebut (263 desa), 259 desa (98,48%)
merupakan desa pertanian. Bila dilihat dari letak desa, 100%
(7 desa) yang terletak dalam kawasan hutan merupakan desa
miskin dan 91 desa (80,53%) dari 113 desa yang terletak di
tepi/sekitar kawasan hutan merupakan desa miskin
Dengan demikian, dapat dijelaskan bahwa asumsi
“menetes ke bawah” dari penerapan model penguasaan lahan
oleh perusahaan perkebunan atau kehutanan skala besar
(padat modal) dengan ungkapan “yang besar itu lebih efisien
daripada yang kecil” tidak terbukti kebenarannya. Kondisi
4
yang justru tercipta adalah persoalan kemiskinan yang terus
direproduksi dalam masyarakat pedesaan agraris di dataran
tinggi Garut, di tengah-tengah keberadaan perusahaan besar
perkebunan dan kehutanan di sekitar lahan garapan mereka.
Ukuran Kesejahteraan Warga Desa Dangiang
Dari hasil kajian kesejahteraan warga secara partispatif
(Particpatory Poverty Assessment/PPA) di desa Dangiang,
terdapat 3 lapisan/golongan masyarakat berdasarkan tingkat
kesejahteraan yakni, golongan mampu, sedang dan tidak
mampu. Adapun indikator/ukuran kesejahteraan rumah
tangga petani sangat ditentukan oleh luas penggarapan lahan,
tingkat partisipasi sekolah, kemampuan akses kesehatan,
keterlibatan pada organisasi tani lokal serta kemampuan
membayar tenaga buruh upahan.
4 Makna dari kata “efisien” dalam konteks ini adalah segala tindakan
yang benar dan tepat.
27