Page 46 - Memahami dan Menemukan Jalan Keluar dari Problem Agraria Krisis Sosial Ekologi
P. 46

Tingginya tingkat kebutuhan akan input produksi dan ter-
           batasnya sumber kredit di desa (hanya tersedia di bandar),
           menyebabkan petani begitu mudah terkait hubungan hutang-
           piutang dengan bandar. Posisi petani sebagai pengutang inilah
           yang dimanfaatkan bandar untuk mempermainkan harga.
                Pada pertanian Akar Wangi di Dangiang, relasi modal
           dan perdagangan antara petani, bandar lokal dan cukong
           minyak, masih memperlihatkan pola lama: selain masih
           mempraktekkan hubungan hutang-piutang modal antara
           cukong dan bandar lokal, juga kerap terjadi kesenjangan infor-
           masi (a symetric information) antar pelaku ekonomi (petani,
           bandar lokal dan cukong minyak) terkait harga jual minyak
           Akar Wangi di pasaran. Dalam konteks ini, baik petani
           maupun bandar lokal (penyuling) tidak mengetahui harga jual
           minyak Akar Wangi yang sebenarnya. Pada posisi seperti
           ini, resiko kerugian pada cukong minyak sangat rendah, dan
           sepenuhnya ditanggung oleh petani dan bandar lokal (penyu-
           ling). Kondisi yang terus dipertahankan ini menyebabkan
           penumpukan (akumulasi) surplus terkonsentrasi pada cukong
                   5
           minyak.  Tidak jarang, bandar lokal mengalami jatuh bangun
           bahkan harus berhenti dari usahanya karena jeratan hutang.
                Di Dangiang dan Sukatani, menjadi buruh tani lepas
           merupakan salah satu pilihan bagi rumah tangga petani kecil
           untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Upah buruh tani
           harian di Sukatani relatif lebih rendah dibandingkan upah
           buruh di Dangiang, yakni, 6-8 ribu per hari untuk buruh perem-
           puan dan 8-10 ribu rupiah per hari untuk buruh laki-laki. Besar-
           nya upah buruh tani baik antara laki-laki dan perempuan di

               5  Dilihat dari posisinya dalam seluruh siklus aktivitas ekonomi warga,
           baik cukong minyak maupun bandar besar sayuran (sekaligus penyedia
           input produksi) yang keduanya merupakan sumber kredit utama di kedua
           lokasi penelitian merupakan pihak ‘penunggang bebas’ (free riders) dalam
           artian mereka adalah pihak yang memetik keuntungan dari komunitas
           tanpa terlibat dan menanggung potensi resiko kerugian yang dialami
           komunitas.

                                                                  32
   41   42   43   44   45   46   47   48   49   50   51