Page 48 - Memahami dan Menemukan Jalan Keluar dari Problem Agraria Krisis Sosial Ekologi
P. 48
sama-sama menghasilkan pola-pola khusus pemilikan, pengu-
asaan, penumpukan (akumulasi), dan penggunaan modal
dalam masyarakat. Di samping aspek-aspek tersebut, terdapat
aspek-aspek lain, yaitu perbankan dan perkreditan. Melalui
mekanisme sistem perbankan dan perkreditan, surplus yang
diciptakan oleh seseorang atau suatu kelompok, ataupun
badan usaha, dapat beralih menjadi modal bagi orang lain,
kelompok lain, ataupun badan lain, baik dalam sektor dan
lokasi yang sama maupun yang berbeda. Dengan demikian,
sistem perbankan dan perkreditan dapat dipandang sebagai
mekanisme mobilitas modal, baik secara spatial, secara sek-
toral, maupun sosial (antara lapisan, antara kelompok etnis,
antara “gender”, dan sebagainya) (Wiradi et.al, 1991). Dalam
pengertian itu, maka aspek-aspek utama yang tercakup di
dalamnya adalah:
1. Proses penciptaan surplus di dalam kegiatan produktif.
Proses ini bukan saja ditentukan oleh bentuk/sifat
produksi dan teknologinya, tetapi juga oleh struktur
sosial produksi, penguasaan sumberdaya dan hubungan-
hubungan produksi yang menyertainya.
2. Proses penguasaan surplus dan sebarannya di antara
individu, kelompok, ataupun di antara badan-badan
dalam masyarakat.
3. Pola-pola penggunaan dan penanaman surplus oleh
individu, kelompok, ataupun badan yang menguasai
surplus termasuk di dalamnya pola investasi dalam
kegiatan produktif.
4. Proses akumulasi modal, yaitu jika suatu surplus dari
suatu kegiatan ditanam kembali, baik ke dalam kegiatan
yang sama maupun ke dalam usaha/kegiatan lainnya.
Dari berbagai temuan yang ada, masyarakat miskin
pedesaan justru hidup dari atau bergantung pada sektor luar
pertanian yang berada di luar desa. Mereka (petani) menem-
pati kantung-kantung kemiskinan kota dan bekerja di sektor
34