Page 39 - Regulasi-Pertanahan-dan-Semangat-Keadilan-Agraria
P. 39

26    Prof. Dr. Maria SW Sumardjono., S.H., MCL., MPA


            cara berputar untuk menyelesaikan permasalahan. Misalnya,
            ketika ada  kegamangan untuk  mengatur  tentang pemilikan
            satuan rumah susun  bagi orang asing yang pada umumnya
            berdiri  di  atas  tanah-bersama  yang  berstatus  HGB,  yang
            ditempuh justru menerbitkan  peraturan  yang  diskriminatif
            dan menabrak konsep dasar tentang rumah susun. Jika hak atas
            tanah hanya terdiri dari HM dan HP maka penyelesaiannya
            menjadi  lebih  sederhana. Penyederhanaan hak  atas  tanah
            pasti memerlukan persiapan menyeluruh secara cermat dan

            matang,  disamping  memerlukan juga kesediaan merubah
            pola pikir yang sudah mengakar selama ini. Sudah saatnya juga
            untuk meninjau  ulang kedudukan hukum HPL  dan bukan
            justru menjadikannya sebagai hak yang bersifat “sapujagad”.
                Dalam jangka  panjang, jika UUPA  dalam kedudukannya

            sebagai  lex specialis  dikehendaki  untuk  dirubah,  perlu
            dipersiapkan  strategi  tertentu. Mengingat  posisi UUPA
            yang  strategis  sebagai  landasan  hukum  untuk  mewujudkan
            kebutuhan dasar setiap orang atas tanah yang sifatnya terbatas
            itu dan fungsi tanah sebagai pendukung berbagai kepentingan
            yang tidak selalu selaras satu sama lain, perlu dibentuk suatu
            panitia di tingkat nasional yang ditugasi untuk menyiapkan cetak
            biru kebijakan pertanahan nasional, disertai dengan pengawalan
            publik melalui konsultasi publik yang ekstensif. Tanpa cetak biru

            yang komprehensif, perubahan - perubahan UUPA secara parsial
            itu justru akan kontraproduktif dan berpotensi menimbulkan
            permasalahan baru yang lebih kompleks.
                Oleh karena itu ke depan masih ditunggu transformasi

            UUPA  dalam  suatu UU  tentang Pertanahan (lex  specialis)
   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44