Page 76 - Buku Guru PJOK KLS-V
P. 76

di tepi ruang kegiatan, jauh dari kelas terdekat. Strategi ini sangat menarik karena
                   menangani perilaku yang tidak pantas tetapi tetap mempertahankan peserta didik
                   terlibat aktif dalam tugas pembelajaran. Jika peserta didik telah mempertahankan
                   perilaku tidak mengganggu untuk waktu tertentu, guru dapat bertanya kepada
                   peserta didik apakah dia memahami perilaku buruk tertentu yang dimaksud dan
                   apakah peserta didik tersebut siap untuk bergabung dengan kelas.
                   G. Time Out
                   Penggunaan waktu menyendiri dirancang untuk membantu peserta didik bertanggung
                   jawab atas perilaku mereka sendiri dan dengan demikian mungkin sedikit berbeda
                   dari apa yang biasa Anda lakukan. Selama waktu istirahat, seorang siswa, baik karena
                   pilihan atau atas permintaan guru, mengundurkan diri dari kelas sampai siap untuk
                   kembali dan berfungsi sesuai dengan aturan kelas. Jika sudah siap untuk kembali ke
                   kelas, siswa tersebut langsung mengikuti kembali aktivitasnya. Ajarkan prosedur
                   time-out  dengan semua prosedur lainnya di awal tahun sehingga Anda selanjutnya
                   dapat memberikan time-out  sebagai hukuman standar tanpa mengganggu peserta
                   didik lainnya. Berikut adalah beberapa pertimbangan lain untuk penggunaan time-out
                   yang efektif:
                       •  Peserta didik harus menganggap PJOK menyenangkan; jika tidak, time-out
                         mungkin merupakan hadiah, bukan sebuah hukuman.
                       •  Area time-out harus menjadi tempat yang ditunjuk dengan jelas di mana kontak
                         sosial dengan teman sekelas tidak memungkinkan.
                       •  Untuk membuat waktu istirahat yang dirancang untuk meningkatkan tanggung
                         jawab peserta didik dan pengambilan keputusan, kami menganjurkan sebuah
                         pendekatan progresif empat langkah. Pertama. seorang peserta didik
                         menunjukkan perilaku yang mungkin mengakibatkan time-out,          ajak dia untuk
                         melakukan apa yang pantas. Kedua, tanyakan apakah peserta didik tersebut
                         membutuhkan waktu istirahat. (Beberapa siswa sangat jujur di sini.) Jika mereka
                         memilih untuk pergi ke waktu istirahat, mereka dapat kembali jika sudah siap.
                         Langkah ketiga dalam urutan ini adalah, “Anda membutuhkan waktu istirahat.”
                         Sekali lagi, peserta didik dapat kembali jika sudah siap. Langkah keempat tidak
                         hanya, “Anda perlu waktu istirahat”, tetapi peserta didik perlu tetap di sana
                         sampai percakapan antara guru dan siswa dapat terjadi.
                       Beberapa guru telah mengembangkan versi waktu istirahat yang memungkinkan
                   peserta didik untuk merefleksikan perilaku mereka. Dalam situasi ini, peserta didik
                   bereaksi dalam format tertulis terhadap apa yang mereka lakukan dan apa yang harus
                   mereka lakukan. Peserta didik akan lebih mudah menggambar refleksi time-out mereka
                   dan guru kemudian menulis apa arti gambar tersebut ketika berbicara dengan siswa
                   tersebut (Gambar 8.2a) peserta didik yang lebih tua sering menuliskannya (Gambar
                   8.2b). Sementara strategi ini menghilangkan siswa dari aktivitas untuk jangka waktu
                   yang lebih lama, akibatnya siswa jarang berakhir di time-out lagi.






                          Buku Panduan Guru
                   70        Anak Aktif Bergerak-Pendekatan Reflektif untuk Pembelajaran Pendidikan Jasmani untuk SD Kelas V
   71   72   73   74   75   76   77   78   79   80   81