Page 10 - UAS - Adelia Rahma - 064
P. 10

Akumulasi dari kondisi tersebut mengakibatkan munculnya pergolakan diberbagai

                          daerah.
                          1)  Piagam Perjoangan Rakyat Semesta

                                     Pada tanggal 2 Maret 1957 Panglima Tentara Teritorium VII Makassar
                              Letkol Ventje Sumual mengumumkan darurat perang

                              didaerahnya. Dengan pengumuman itu maka Sumual

                              berwenang  mengambil  alih  seluruh  kekuasaan  di
                              Indonesia  bagian  timur.  Letkol  Ventje  Sumual

                              kemudian  memproklamasikan  Piagam  Perjoangan
                              Rakyat  Semesta  (Permesta).  Piagam  Permesta

                              tersebut ditandatangani oleh 51 tokoh masyarakat di

                              Indonesia bagian timur.
                          2)  Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia

                                     Pada awal tahun 1958 terjadi pertemuan antara beberapa tokoh militer
                              dan  sipil  di  Sumatra.  Kolonel  Simbolon,  Kolonel  Lubis,dan  kawan-kawan

                              bertemu    dengan     Moh.Natsir,    Sjafrudin    Prawiranegara,    Sumitro
                              Djojohadikusumo,  dan  lain-lain.  Hasil  pertemuan  tanggal  10  Februari  1958

                              berupa  beberapa  ultimatum  yaitu  Kabinet  Djuanda  dibubarkan,  Hatta  dan

                              Hamengkubuwono  IX  ditunjuk  membentuk  kabinet  sampai  di-laksanakan
                              pemilu, dan Bung Karno harus kembali ke posisi konstitusionalnya.

                                     Ultimatum  tersebut  ditolak  oleh  pemerintah.  Kolonel  Lubis,  Kolonel
                              Simbolon,  Kolonel  Acmad  Husein,  dan  lain-lain  dipecat  dari  dinas  militer.

                              Tanggal  15  Februari  1958  dibentuklah  Pemerintah  Revolusioner  Republik

                              Indonesia (PRRI). Perdana Menteri PRRI adalah Mr. Sjafrudin Prawiranegara.
                              Anggota kabinetnya antara lain Moh. Natsir, Burhanuddin Harahap, Sumitro

                              Djojohadi-kusumo,  dan  Simbolon.  PRRI  juga  didukung  oleh  Kolonel  D.J.
                              Somba di Sulawesi Utara tanggal 17 Februari 1959.



                              Itulah  beberapa  pergolakan  yang  terjadi  hingga  awal  tahun  1960-an.  Upaya
                       pemerintah untuk menghadapi pergolakan ini dengan diplomasi dan operasi militer.

                       Pemerintah menggelar musyawarah nasional antara tokoh pusat dan daerah tanggal14
                       September  1957.  Gerakan  Permesta  dihadapi  dengan  Operasi  Sapta  Marga.  PRRI

                       dihadapi dengan menggelar Operasi 17 Agustus.




                                                                                                       10
   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15