Page 114 - Sejarah Daerah Lampung
P. 114
95
hebber (penguasa sipil/militer) Lampung tentang .situasi umum
pada waktu itu. Kemucfian diambil keputusan untuk menyerang
dan merebut benteng-benteng Bandulu yang dipertahankan pasu-
kan Raden lntan II di bawah pimpinan Singa Branta. Ditawarkan
kepada Singa Branta untuk berunding tetapi ditolak. Karena itu
penyerangan terhadap benteng Bendulu diternskan. Penyerangan
dilakukan lewat Ujau dan Kenali pada tanggal 16 Agustus 1856.
Menurnt Mayo~ Weitsel, setelah pasukan Belanda bermalam di
Kemah, keesokan harinya terns menyerang benteng Bendulu dan
dapat direbut pada hari itu juga tanpa perlawanan;
2. Setelah berhasil menduduki Bendulu, pasukan Belanda bergerak
untuk merebut benteng Hawi Berak. Tetapi sekitar jam 8 pagi
tanggal 18 Agustus 1856 Kolonel Weleson menerima laporan,
bahwa benteng Bendulu telah direbut kembali oleh pasukan Raden
Intan II. Mereka kembali untuk merebut benteng BendUlu lagi.
·Dengan mempergunakan senjata mprtir kaliber_ 11,5 inches dan
meriam ukuran 50 inches, maka akhimya benteng Bendulu ber-
hasil direbut kembali oleh pasukan Belanda. Selanjutnya benteng
ini dijadikan pangkalan untuk menernskan operasi ke benteng-
beriteng pasukan Raden lntan n lainnya.
Taktik penyerangan dilaksanakan dengan memecah pasukannya
menjadi tiga kelompok yang masing-masing akan bergerak melalui
tiga-juruan yang berbeda menuju arah yang sama, yaitu benteng
Katinibang yang berada di bagian puncak sebelah utara Gunung
Rajabasa.
Adapun ketiga jurusan pasukan itu adalah :
a. Daerah pesisir selatan terns melingkar lewat lereng timur gu-
. nung Rajabasa ke"aiah uta~. Linie penyer~gan dipimpin oleh
Kolonel Weleson;