Page 112 - Sejarah Daerah Lampung
P. 112
benteng tersebut tidak dapat lag1 dipenahankan d1 samping sebaga1
jalan supaya bila sekiranya· pada suatu ketika terkepung musuh . Per-
senjataan Raden Intan II terdiri dari· kens, badik, pedang, menam be-
sar dan meriam· kecil. Pasukan-pasukan dibagi dalam unit-unit kecil
yang terdiri dari 40 orang dan dipimpin oleh seorang Komandan yang
disebut prajurit. Pada waktu itu mereka sudah mengenal pula apa yang
disebut sekarang sebagai dapur umum, yaitu pejunjongan.
Untuk mematahkan perlawanan rakyat di bawah Raden Intan II
ini, Belanda mula-mula mencoba jalan diplomasi dengan membujuk
Raden lntan II, bahwa beliau akan diberikan pengampunan dan biaya
untuk pendidikan oleh pemerintah Belanda, bila sekiranya mau meng-
hentikan perlawanannya. Tetapi tawaran itu temyata ditolak Karena
itu Belanda menempuh jalan kekerasan dengan mengirimkan pasukan
berkekuatan 400 orang _di bawah komando Kapten Yueh pada tahun
1851 untuk merebut benteng Merambung. Namun serangan ini ber-
hasil dipatahkan oleh pasukan Raden . Intan II. Suasana perang terns
berlangsung sampai tahun 1853.
Menurut Dr. R. Broesma pada tahun 185 3 · atas usaha Asisten
Residen Kapten J.F. Kohler, terjadi perjanjian perdamaian dengan
Raden Intan II. Tetapi pada tahun 1855 suasana panas kembali karena
Raden Intan II tidak lagi mematuhi pemjanjian pada tahun 1853.
Karena itu Belanda kembali melancarkan serangan baru. Temyata da-
.·. lam perang yang kembali berkobar ini Belanda mendapatkan per-
lawanan· yang sengit. Berkali-kali pasukan Belanda mendapatkan pu-
kulan-pukulan clan ini bcrlangsung sampai kira··kira paclci pertengahan
tahun 1856. Karena itu Asisten Residen J.E'. Kohler mendesak peme-
. rintah di Batavia lintuk lebih ban.yak mengirimkau ekSpedisi pasukan
untuk mematahkan perla~~an rakyat mi. .
Sebenamya Belanda sudah lama memaklumi bahwa pengamanan
daerah Lampung merupakan hal yang sangat penting bagi Balancia.