Page 121 - Sejarah Daerah Lampung
P. 121
102
4. Keadaan Masyarakat pada akhir abad ke-19
Abad ke-19 ditandai' dengan banyaknya perlawanan rakyat yang
timbul pada beberapa daerah. Di Sumatera timbul pergolakan di Su-
matra Barat, di Taman Batak, di Palembang dan di Lampung. Di Jawa
kita kenal perlawanan rakyat yang dipimpin oleh Diponegoro dan juga
pada beberapa wilayah di Kalimantan, Sulawesi dan Maluku. Suatu
perlawanan yang ditandai oleh suatu keinginan untuk membebaskan
diri dari cengkeraman penjajahan Belanda. Sebagaimana kita ketahui
bahwa semua perlawanan itu dapat ditumpas oleh Belanda yang pada
hakekatnya keberhasilan itu disebabkan Belanda berhasil memecah
belah bangsa Indonesia. Politik de vide et imperra dilaksanakan dan
memperoleh hasil yang mereka harapkan. Di daerah Lampung perla-
wanan r~t yang paling hebat sebagaimana telah diuraikan di atas di
I ,
bawah pimpinan Raden Intan II cukup membuat Belanda kewalahan.
Setelah perlawanan itu ditumpas pula oleh Belanda k.eadaan Lampung
menjadi aman. Belanda sudah dapat menguasai seluruh Lampung de-
ngan mengatur menurut sistem yang dijalankan Belanda di Pulau Ja-
wa.Tetapi sistem ini yang menganut sistem sentralisasi tidak cocok
dengan sistem marga yang terdapat di daerah Lampung. Para pe-
nguasa di Lampung memperjuangkan sistem marga ini sampai akhir-
nya diakui Belanda dalam tahun 1928. Perjuangan yang cukup lama
ini pada dasam:Ya mementingkan musyawarah dan gotong royong. Se-
gala sesuatu dimusayawarahkan dalam lingkungan adat Lampung
yang menyangkut dalam seluruh segi kehidupan.
Pemah terjadi sekitar tahun 1857 - 1859, akibat sistem marga
tidak dihormati, maka orang-orang Belanda, menggunakan kesempatan
untuk pindah ke selatan, dan orang Abung mendesak ke arah timur me-
masuki wilayah marga lainnya di sana.