Page 152 - Sejarah Daerah Lampung
P. 152
133
selatan. Kelornpok orang Lampung lebih banyak berusaha dalam bi-
dang perkebunan kopi, lada dan berladang secara berpindah-pindah.
Keadaan ini memang masih memungkinkan karena tanah masih· luas.
Kelompok orang Kebang yang datang cbui sebelah utara juga berla-
dang yang sifatnya berpindah-pindah. Tetapi lama-kelamaan mereka
juga mengusahakan sawah dan menetap di suatu wilayah tertentu. Ke-
lompok-kelompok orang Jawa merupakan suatu "kolonisasi~' clan kuli-
kuli kontrak di perkebunan-perkebunan Belanda. Nasib mereka ini pa-
da mulanya sangat menyedihkan terutama kuli-kuli kontrak yang me-
nandatangani Poenale sanctie. Manusia yang dianggap sebagai hewan
saja yang harus bekerja tanpa diberi upah yang layak. Cukup dengan
uang sebenggol sehari. Martabat mereka sangat rendah di mata Belan-
da, pada waktu itu. Nasih para kolonisasi lebih baik sedikit karena
mereka mempunyai kebebasan.
Pendatang-pendatang dari Banten lebih banyak berpartisipasi de-
ngan masyarakat setempat clan lebih banyak terjadi perkawinan antar
suku, lebih-lebih di daerah-daerah paritai·yang·berbatasan dengan Ban-
ten. Bahkan kalau diteliti sejarah keturunan mereka banyak yang me-
ngambil silsilah dari Banten.
Dengan demikian terdapat dua golongan dalam masyarakat dae-
rah Lampung. ·Sulit bagi kita untulc menilai bagaimana kedudukan ·
suatu golongan terhadap golong~ lain terutama mengenai materi/ ke-
kayaan/kemakmuran. Dalam hubungan ini yang mengalami nasib yang
lebih baik teutu saja adalah kelompok orang-orang Lampung yang
mempunyai kedudukan yang merupakan hak mereka turun temurun.
Mereka dapat mmgatur tanah yang telah ditetapkan dalam hukum adat
mereka, meq>unyai wilayah clan rakyat tertentu. Mereka ini ·hidupnya
terjamin bahbn maiih dapat melakukan up~cara adat yang menelan
biaya besar. Kalau kita pelajari hukum adat L8mpung misalnya dalaill