Page 183 - Sejarah Daerah Lampung
P. 183
164
Bahan pokok dalam kehidupan sehari-hari seperti beras, ketela, .
tekstil, garam dan berbagai macam hasil kebon, rakyat terlalu suht un-
tuk memperolehilya.
Kesukaran dalam mendapatkan kebutuhan pokok tadi menyeluruh
dialami oleh masyarakat daerah im. Petani transmigrasi khususnya
berasal dari Jawa juga mengalmi kesulitan yang sama. Beras serta ber-
bagai keperluan makanan susah dicari, demikian pula bahan pakaian.
Di kampung-kampung banyak didapati rakyat yang sudah tiada ber-
baju sedang pakain bawah pun hanya sekeder untuk penutup bagian
tertentu saja. Sukamya memperoleh tekstil terbukti juga dipergunakan
karung/ goni serta kain rami sebagai pakaian rakyat. Di kampung Ke-
daton berulang kali terjadi kematian, tetapi karena kain_ypembungkus
mayat tak mungkin didapat, maka mayat dibungkus dengan rurnput
ilalang ataupun daun pisang untuk kemudian dikebumikan. Bila ada
rakyat yang memiliki b~rang kebutuhan di atas, segera Jepang menge-
tahuinya (karenya banyak mempunyai mata-mata), kemudian disita
dengan alasan demi memenangkan saudara tua dalam peperangan me-
lawan Sekutu.
Dengan mudah Jepang menangkap clan memasukannya ke dalam
pJnjata terhadap siapa saja y~g dicurigai. Ada yang dengan tuduhan
mata-mata Sekutu, ada p4la yang dengan alasan keag3maan, clan di-
tuduh menimbun barang konsumtip clan sebagainya. Di dalam penjara
·mereka yang bemasib sial clan malang itu dianiaya dengan dipukuli
sampai hampir bahkan sampai mati sekalipun.
Ada yang dipaksa untuk minum air sabun, dimjnumi minyak ta-
nah, bahkan olipun dipaksa j~ga untuk diminumnya. ,
. Penderitaan ekonomi di desa masa pendudukan Jepang jauh lebih
hebat dibandingkan dengan masa penjajahan dahulu. Oleh karma itu
maka saat itu merajalela bertnacam penyakit yang mudah menular dan