Page 29 - e modul preceptorship
P. 29

Preseptor merencanakan instruksi pembelajaran yang dibutuhkan dan mendorong
                  mahasiswa untuk mencapai hasil yang maksimal pada proses pembelajaran klinis.
                  Preseseptor membimbing mahasiswa dalam meningkatkan kompetensi klinisnya dan
                  mengevaluasi capaian pembelajaran. Seorang Preseptor belum dikatakan seorang
                  memiliki keahlian jika  Preseptor memiliki keterbatasan pengetahuan tentang
                  bagaimana membimbing mahasiswa dan melakukan penilaian performa mahasiswa
                  diklinik (Kathleen B. Gaberson; Marilyn H. Oermann, 2010 cit Lestari et al., 2021).
                  Preceptor mampu mengevaluasi secara formatif dan sumatif, umpan balik proses
                  pembelajaran (Asriyadi et al., 2017).
              4.   Kompetensi Hubungan Interpersonal dan Komunikasi
                  Preseptor dan preceptee mempunyai ikatan layaknya antara orang tua dan anak.
                  Kedekatan antara preseptor dan preceptee terjalin karena adanya tujuan yang sama
                  yaitu mencari dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Titik berat dalam hubungan
                  antara Preseptor dan preceptee adalah dunia pendidikan, meski yang dituju adalah
                  ilmu pengetahuan akan tetapi dalam praktiknya ikatan itu melebar ke hal-hal
                  yang bersifat pribadi seperti karakter kepribadian masing-masing pihak. Tentu hal
                  tersebut tidak bisa dipungkiri dikarenakan intensnya komunikasi antara preseptor
                  dan preceptee (Mustomi, Persepsi Tentang Karakteristik Dosen Terhadap Motivasi
                  Belajar Mahasiswa, 2018).
                  Kemampuan komunikasi adalah suatu kecakapan individu alam mengolah kata-
                  kata atau berbicara secara baik. Hal yang mempengaruhi kualitas kemampuan
                  komunikasi instruktur meliputi: membuat preceptee paham, memberikan umpan
                  balik yang berguna, pendengar yang aktif, berkomunikasi dengan gaya yang tidak
                  mengancam, terbuka dan jujur, memberikan umpan balik tepat pada waktunya,
                  terbuka dalam berdiskusi (Kjeldstadli, 2006 cit (Sari & Laksmi, 2021). Tejadinya
                  proses komunikasi diharapkan dapat saling memahami harus saling percaya, saling
                  membuka diri kepada orang lain dan mendengarkan dengan penuh perhatian
                  ketika orang lain sedang membuka diri kepada kita adalah cara yang baik untuk
                  memulai dan memelihara komunikasi. Menunjukkan bahwa kita memahami
                  lawan komunikasi kita saat sedang berkomunikasi. Menerima dan saling memberi
                  dukungan  dan  mampu  memecahkan  masalah  yang  mungkin  muncul  dalam
                  komunikasi interpersonal tersebut (Sari & Laksmi, 2021).
                  Kompetensi komunikasi meliputi menciptakan hubungan antara perawat dengan
                  pasien, memahami perspektif pasien terhadap kondisinya, membuka konsultasi dan
                  wawancara klinis, mengumpulkan informasi, berbagi dan diskusi tentang informasi
                  klinis dengan pasien, menutup sesi wawancara atau konsultasi, memberi perhatian,
                  tugas perawat, dan etika perawat (Octaviani, 2021).







                18                                      Pembelajaran di Wahana Praktek Model Preceptorship
   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34