Page 32 - e modul preceptorship
P. 32

Pengertian  Preseptor menurut Undang-Undang No 14 Tahun 2005 adalah pendidik
                     profesional dan ilmuwan dengan tugas mentransformasikan, mengembangkan
                     dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan,
                     penelitian dan pengabdian masyarakat. Berdasar Undang-Undang yang sama,
                     kewajiban  Preseptor adalah : (1) Melaksanakan  pendidikan, penelitian, dan
                     pengabdian kepada masyarakat, (2) Merencanakan, melaksanakan proses
                     pembelajaran, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran, (3) Meningkatkan
                     dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan
                     sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, (4) Bertindak
                     objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis kelamin, agama,
                     suku, ras, kondisi fisik tertentu, atau latar belakang sosial ekonomi, peserta didik
                     dalam pembelajaran, (5) Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum
                     dan kode etik, serta nilai-nilai agama dan etika, (6) Memelihara dan memupuk
                     persatuan dan kesatuan bangsa (Mustomi, Persepsi Tentang Karakteristik Dosen
                     Terhadap Motivasi Belajar Mahasiswa, 2018).
                 8.   Kompetensi Kemudahan untuk Konsultasi
                     Proses bimbingan sangat mempengaruhi capaian kompetensi preceptee. Preseptor
                     harus mampu menganalisa kebutuhan preceptee, menggunakan metode reflektif
                     untuk menunjukkan empati, mudah ditemui dan memberikan konsultasi. Proses
                     bimbingan meliputi diskusi kasus, Bed Side Teaching, informasi tentang penugasan,
                     pemeriksaan target harian, memberikan rekomendasi dari catatan tindak lanjut
                     serta ujian pencapaian kompetensi. Proses pembelajaran juga berlangsung dua arah
                     karena Preseptor langsung memberikan demonstrasi, pendampingan, pengarahan,
                     dan pelatihan dalam mencapai keterampilan keperawatan yang ingin dicapai
                     (Hamzah, Putri, & Sumartini, 2019 cit (Sari & Laksmi, 2021).
                     Preseptor diharapkan dapat memberikan pelayanan yang cepat dan berkualitas
                     terhadap  kebutuhan  dan  hambatan yang di alami  oleh  preceptee.  Abreu &
                     Interpelar (2015) berpendapat bahwa Preseptor yang tanggap terhadap masalah
                     preceptee akan memiliki hubungan yang kuat dalam proses bimbingan, sehingga
                     bimbingan klinik yang berkualitas tercapai. Sikap empati juga dibutuhkan dalam
                     melaksanakan bimbingan di klinik. Kemampuan empati meliputi kemampuan
                     Preseptor memberikan perhatian secara individual meliputi kemudahan preceptee
                     memanfaatkan jasa, kemampuan komunikasi untuk menyampaikan informasi yang
                     diperlukan preceptee, juga dapat berupa kesediaan Preseptor untuk peduli memberikan
                     perhatian secara pribadi terhadap masalah yang dihadapi (Sari & Laksmi, 2021).










                 Bab 2.  Konsep Preseptor                                               21
   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37