Page 198 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 28 DESEMBER 2021
P. 198

"Mendagri sudah menyampaikan surat kepada gubernur terkait ketentuan upah minimum, dalam
              surat  tersebut  juga  disampaikan  sanksi  kepada  gubernur  atau  kepala  daerah  yang  tidak
              memenuhi kebijakan pengupahan ini," katanya.

              Kini,  bola  berada  di  tangan  kepala  daerah,  dalam  hal  ini  Gubernur  di  wilayah  DKI  Jakarta.
              Semula, Anies menetapkan kenaikan UMP 2022 sebesar Rp37.749 atau 0,85 persen menjadi
              Rp4.453.935 per bulan.

              Namun, keputusannya itu mengundang protes keras dari kalangan buruh. Mereka berkali-kali
              mengadakan aksi unjuk rasa di depan Balaikota DKI Jakarta.

              "KSPI minta gubernur di seluruh Indonesia dalam menetapkan upah minimum baik UMP maupun
              UMK 2022 harus mengacu UU 13 tahun 2003 dan PP 78 2015, dengan kata lain seluruh gubernur
              di wilayah RI wajib mencabut SK perihal UMP termasuk Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan,"
              sebut Said Iqbal.

              Buruh menilai nilai tersebut sangat kecil. Semula buruh menuntut adanya kenaikan sebesar 10%,
              namun kemudian justru menurunkan permintaannya.

              "Agar dinaikkan upah 4-5% baik upah minimum provinsi dan upah minimum kota, kami ada
              angka  kompromi  4-5%  di  sel  wilayah  RI.  Gubernur  Anies  Baswedan  harus  mengubah  SK
              tersebut, Bupati dan Walikota yang belum mengeluarkan UMK kami minta naikkan 4-5%," sebut
              Said.

              Nyatanya, Anies menaikkan lebih tinggi dari batas permintaan buruh, yakni sebesar 5,1% atau
              senilai Rp 225.667. Dengan kenaikan UMP ini pemrrov DKI mengharapkan daya beli masyarakat
              tidak turun tahun depan.

              "Dengan  kenaikan  Rp  225  ribu  per  bulan,  maka  saudara-saudara  kita,  para  pekerja  dapat
              menggunakannya  sebagai  tambahan  untuk  keperluan  sehari-hari.  Yang  lebih  penting  adalah
              melalui kenaikan UMP yang layak ini, kami berharap daya beli masyarakat atau pekerja tidak
              turun," kata Anies dalam siaran persnya, Sabtu (18/12/2021).

              Dia menegaskan, keputusan menaikkan UMP DKI Jakarta menjunjung asas keadilan bagi pihak
              pekerja, perusahaan dan pemprov DKI Jakarta. Namun demikian, angka kenaikan ini memang
              lebih rendah dari rata-rata kenaikan UMP DKI dalam enam tahun terakhir yang sebesar 8,6%
              per tahun.

              "Kami  menilai  kenaikan  5,1%  ini  suatu  kelayakan  bagi  pekerja  dan  tetap  terjangkau  bagi
              pengusaha.  Ini  juga  sekaligus  meningkatkan  kemampuan  daya  beli  masyarakat.  Ini  wujud
              apreasi bagi pekerja dan juga semangat bagi geliat ekonomi dan dunia usaha. Harapan kami ke
              depan, ekonomi dapat lebih cepat derapnya demi kebaikan kita semua," terangnya.

              Akibat perubahan keputusan yang mengagetkan ini, dua hari berselang kalangan pengusaha
              langsung  bereaksi.  Mereka  menolak  keras  perubahan  kebijakan  itu  dan Dalam  waktu  dekat,
              Asosiasi  Pengusaha  Indonesia  (Apindo)  DKI  Jakarta  bakal  mengajukan  gugatan  revisi  UMP
              tersebut ke Peradilan Tata Usaha Negara (PTUN).

              "Sampai saat ini kami belum menerima Pergubnya. Jika jika sampai keluar, kami akan ajukan ke
              PTUN," kata Ketua Umum Apindo Hariyadi Sukamdani dalam konferensi pers, Senin (20/12/21).

              Perubahan  keputusan  ini  membuat  pengusaha  curiga.  Mereka  melihat  indikasi  berubahnya
              kebijakan ini tidak lepas dari persaingan kepala daerah menuju Pemilihan Presiden tahun 2024
              mendatang.



                                                           197
   193   194   195   196   197   198   199   200   201   202   203