Page 199 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 28 DESEMBER 2021
P. 199

"Dia  sebagai  Gubernur  yang  harusnya  paham  sekali  masalah  ini  melanggar,  ya  jadi  catatan
              tersendiri apalagi kalau mau nyapres, jadi catatan," sebut Hariyadi.
              Sebagai  tindak  lanjut,  Pihaknya  juga  akan  mengirimkan  surat  resmi  kepada  Kementerian
              Ketenagakerjaan untuk memberikan sanksi kepada Kepala Daerah yang dinilai telah melawan
              hukum  regulasi  Ketenagakerjaan,  terutama  Pengupahan,  karena  hal  tersebut  berpotensi
              menimbulkan iklim tidak kondusif bagi dunia usaha dan perekonomian Nasional.

              "Meminta  kepada  Menteri  Dalam  Negeri  untuk  memberikan  pembinaan  atau  sanksi  kepada
              Kepala Daerah, Gubernur DKI Jakarta yang tidak memahami peraturan perundangan sehingga
              mengakibatkan melemahnya sistem pemerintahan, sebagaimana amanat UU 23 tahun 2014,
              Pasal  373  yang  intinya  Pemerintah  Pusat  melakukan  pembinaan  dan  pengawasan  terhadap
              penyelenggaraan Pemerintahan Daerah," ujarnya.

              Beberapa waktu berselang, pemerintah pusat melalui Kementerian Ketenagakerjaan juga ikut
              bereaksi.  Menaker  Ida  meminta  pengawas  ketenagakerjaan  mengawal  pelaksanaan  upah
              minimum tersebut.

              Pengawas  ketenagakerjaan  selaku  penegak  hukum  ketenagakerjaan  harus  bekerja  secara
              profesional  dengan  melakukan  langkah-langkah  preventif-edukatif,  represif-yustisial,  demi
              memastikan  pelaksanaan  upah  minimum  sesuai  aturan.  Jika  ada  pelanggaran,  penindakan
              hukum juga harus berjalan.

              "Upaya-upaya  pembinaan  harus  lebih  dikedepankan  dengan  tidak  meninggalkan  penindakan
              hukum sebagai langkah terakhir," kata Ida dalam keterangan resmi, pekan lalu.

              Meski sudah ada ancaman tegas, nyatanya Anies tetap pada pendiriannya. Ia tetap merevisi
              UMP DKI Jakarta tahun 2022 melalui Keputusan Gubernur DKI Jakarta 1517/2021 tentang Upah
              Minimum Provinsi (UMP) Jakarta 2022.

              "Menetapkan UMP 2022 di Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta sebesar Rp 4.641.854 per
              bulan," tulis Anies dalam diktum pertama aturan tersebut, dikutip Senin (27/12/2021).

              Dalam keputusan tersebut, Anies juga meminta kepada kalangan pengusaha bisa membayar
              upah sesuai dengan kenaikan yang ditetapkan oleh pemerintah provinsi.

              "Pengusaha  dilarang  membayar  upah  lebih  rendah  dari  UMP  yang  ditetapkan  dalam  diktum
              kesatu," tulis Anies.
              Bahkan, Anies mengancam kalangan pengusaha yang tidak menjalankan keputusan tersebut
              dengan sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

              "Perusahaan yang melanggar ketentuan dalam diktum ketiga, keempat dan kelima dikenakan
              sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan," tulis Anies.

              Keluarnya revisi Kepgub itu membuat pengusaha tidak tinggal diam. Apindo DKI Jakarta sudah
              menyiapkan langkah, termasuk potensi gugatan ke Peradilan Tata Usaha Negara (PTUN).

              "Kita akan pelajari seperti apa, kaya apa, baru kita melakukan langkah gugatan," kata Wakil
              Ketua  DPP  Asosiasi  Pengusaha  Indonesia  (Apindo)  DKI  Jakarta  Nurjaman  kepada  Senin
              (27/12/21).(hoi/hoi).






                                                           198
   194   195   196   197   198   199   200   201   202   203   204