Page 43 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 28 DESEMBER 2021
P. 43

ANIES TAK BISA DITEKAN

              MESKI diancam dan ditekan pengusaha, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan tetap merevisi
              kenaikan upah buruh 2022 menjadi 5.1 persen dari sebelumnya 0,85 persen. Sikap tegas Anies
              ini memperlihatkan mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu tak bisa ditekan.

              Keputusan Anies merevisi kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) 2022 mendapat penolakan
              dari para pengusaha. Pasalnya, dengan kenaikan 5,1 persen maka upah buruh naik Rp 200 ribu
              menjadi Rp 4,6 juta dari kenaikan sebelumnya Rp 4.4 juta.

              Pengusaha merasa revisi kenaikan upah buruh oleh Anies tidak memiliki dasar hukum. Padahal,
              kata mereka, penetapan upah buruh sudah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun
              2021 tentang Pengupahan.

              Pengusaha  yang  tergabung  dalam  Asosiasi  Pengusaha  Indonesia  (Apin-do)  akan  membawa
              masalah upah ini ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN). Mereka juga mengajak pelaku usaha
              di Ibu Kota untuk tidak menerapkan revisi upah buruh yang diteken Anies sampai keluar hasil
              PTUN.

              Mereka  juga  mengadukan  Anies  ke  Kementerian  Ketenagakerjaan  dan  Kementerian  Dalam
              Negeri. Para pengusaha meminta kedua kementerian itu menjewer Anies.

              Apakah Anies takut dengan ancaman itu? Ternyata tidak bisa ditekan. Dia tetap meneken revisi
              kenaikan upah buruh. Balikan Anies sudah meneken kenaikan upah buruh I6 Desember lalu.
              Aturan itu tertuang dalam Keputusan Gubernur (Kepgub) Nomor 1517 Tahun 2021 tentang UMP
              2022. Dengan keluarnya aturan ini, maka Kepgub Nomor 1395 tahun 2021 tentang UMP 2022
              yang sebelumnya dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

              "Menetapkan Upah Minimum Provinsi Tahun 2022 di Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta
              sebesar Rp 4.641.854 per bulan," tulis Anies dalam Kepgub yang dikutip, kemarin.

              Ketentuan besaran upah tersebut berlaku mulai 1 Januari 2022. Sasar terhadap pekerja atau
              buruh yang memiliki masa kerja kurang dari satu tahun.

              "Pengusaha dilarang membayar upah lebih rendah dari UMP," lanjut keputusan keempat dalam
              Kepgub.
              Apabila ada pengusaha yang telah memberikan upah lebih tinggi dari angka yang ditetapkan,
              maka Anies melarang untuk mengurangi ataupun menurunkan. Pun, bila ada perusahaan yang
              melanggar ketentuan dalam diktum ketiga, keempat dan kelima, maka akan dikenakan sanksi
              dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

              Di sisi lain, ketentuan besaran upah buruh DKI 2022 ini disebutnya sesuai dengan pedoman
              pelaksanaan upah buruh selama pandemi Covid-19. Ditetapkan dengan Keputusan Kepala Dinas
              Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Energi Provinsi DKI Jakarta.
              Ketua  Himpunan  Pengusaha  Pribumi  Indonesia  (11IPPI)  DKI  Jakarta,  Sarman  Simanjorang
              menuntut Ke-menaker merespons kebijakan Anies yang resmi menaikkan upah DKI pada tahun
              depan. "Kami berharap pemerintah pusat, dalam hal ini Kem-naker segera meluruskan, dan beri
              jalan tengahnya seperti apa," harap Sarman, kemarin.
              Menurut Sarman. ada beberapa alasan mengapa Menaker Ida Fauziyah harus segera merespons
              kepgub Anies terkait upah buruh DKI. Pertama, Anies nekat menetapkan besaran puah buruh
              DKI 2022 tidak sesuai dengan pedoman pemerintah yang tertuang di PP No 36/2021 tentang
              Pengupahan.

                                                           42
   38   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48