Page 112 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 18 FEBRUARI 2020
P. 112

Title          KSPI MINTA DPR BATALKAN OMNIBUS LAW CIPTA KERJA
               Media Name     republika.co.id
               Pub. Date      17 Februari 2020
                              https://nasional.republika.co.id/berita/q5u1cn409/kspi-minta-dpr-batal kan-omnibus-law-
               Page/URL
                              cipta-kerja
               Media Type     Pers Online
               Sentiment      Negative










               Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) menilai bahwa RUU Omnibus Law
               Cipta Kerja akan merugikan para kelas pekerja. Maka dari itu, mereka meminta DPR
               untuk mengkritisi bahkan membatalkan RUU tersebut.

               "Khususnya klaster ketenagakerjaan dan semua yang berhubungan dengan
               ketenagakerjaan," ujar Presiden KSPI Said Iqbal saat dikonfirmasi, Senin
               (17/2).Sebelumnya, Said menjelaskan, draf salinan resmi RUU Cipta Kerja
               menghapus upah minimum kabupaten dan kota serta menggunakan upah minimun
               provinsi. Padahal, seluruh daerah, kecuali DKI Jakarta dan Yogyakarta, mengacu
               kepada upah minimum kabupaten kabupaten kota. Upah minimun provinsi tidak
               dipakai dan angka acuannya juga jauh lebih kecil.

               Sebagai contoh di wilayah Jawa Barat, upah minimum di Kabupaten Bekasi sebesar
               Rp 4,4 juta per bulan dan di Karawang Rp 4,5 juta per bulan. Namun, upah provinsi
               Jawa Barat hanya Rp 1,8 juta per bulan.

               "Apakah ini mau diturunkan dari Rp 4,5 juta jadi Rp 1,8 juta. Saya katakan
               pemerintah tidak ada otak. Tidak ada otaknya," kata Said di Jakarta, Ahad (16/2).

               Lebih lanjut, RUU Cipta Kerja juga mengenal istilah upah per satuan waktu atau
               upah per jam. Dibayarnya pekerja berdasarkan jam kerja maka secara nyata
               menghilangkan upah minimum per bulan yang selama ini digunakan.

               KSPI kemudian menyoroti hilangnya pasal-pasal dalam Undang-Undang Nomor 13
               Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Dalam UU itu diatur tentang sanksi bagi
               pengusaha yang tidak membayar upah sesuai upah minimum.

               "Kami sudah teliti, antar pasal-pasal tentang upah kalau disinkronkan sama saja
               dengan menghapus upah minimum. Kalau tidak jeli, akan menganggap masih ada.
               Padahal tidak. Konseptornya sangat pandai memecah-mecah pasal upah minimum,"
               ujar dia.

               Said menambahkan, kenaikan upah juga hanya akan diatur berdasarkan tingkat
               pertumbuhan ekonomi. Berbeda dengan saat ini yang memformulasikan






                                                      Page 111 of 185.
   107   108   109   110   111   112   113   114   115   116   117