Page 19 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 27 FEBRUARI 2020
P. 19

lama. Sebagai gambaran, pada periode 2014--2019, pemerintah dan DPR hanya
               sanggup menyelesaikan sekitar 50 UU saja. Estimasinya, jika dilakukan dengan cara
               biasa hingga periode pemerintahan sekarang berakhir (2019--2024), proses
               merapikan semua UU yang saling bertentangan itu tak akan rampung.

               "Itulah perlunya pemerintah membuat omnibus law," kata Yasonna.

               Kriteria UKM Berubah

               Soal tudingan RUU ini cenderung sentralistis dibantah Menkumham. Ia menegaskan
               peran pemerintah daerah (pemda) tak dihilangkan meski ada omnibus law,
               khususnya pada RUU Cipta Kerja.

               "Ada yang mengatakan peran pemda akan hilang, pemda kehilangan power, itu
               bohong!" tegas Yasonna. Ia mengatakan pemda dapat memanfaatkan momentum
               ini untuk membuat peraturan yang kondusif dan mampu mendatangkan lapangan
               kerja.

               Pemerintah pusat tetap memberi ruang bagi pemda untuk menerbitkan izin investasi
               di daerah. Hanya saja, akan ada tenggat waktu yang diberikan. Jika pemda tidak
               mampu menyelesaikan aturan-aturan tersebut tepat waktu, pemerintah pusat
               melalui kementerian terkait akan mengambil alih.

               Sementara itu, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziah mengatakan pemerintah
               membentuk RUU Cipta Kerja salah satunya karena selama ini produktivitas pekerja
               dalam negeri kurang maksimal. Rendahnya kualitas produktivitas tenaga kerja
               dalam negeri dianggap para pelaku usaha tak sebanding dengan peningkatan upah
               minimum yang terus naik setiap tahunnya.

               Salah satu keluhan datang dari perusahaan asal Jepang. Berdasarkan rilis survei
               terbaru dari Japan External Trade Organization (JETRO) terkait kondisi bisnis
               perusahaan Jepang di Asia dan Oceania, dinyatakan bahwa sebanyak 55,8%
               perusahaan menyatakan ketidakpuasannya terhadap produktivitas tenaga kerja
               Indonesia bila dibandingkan dengan upah minimum yang dibayarkan.

               Pendapat berbeda disampaikan oleh para pekerja. Sebut saja misalnya Konfederasi
               Serikat Pekerja Indonesia (KSPI). Menurut Presiden KSPI Said Iqbal, sedikitnya ada
               sembilan poin dalam RUU Cipta Kerja yang merugikan pekerja (buruh). Pertama,
               terkait upah minimum dan pesangon yang hilang. PHK pun jadi sangat mudah
               dilakukan.

               Lalu, karyawan dapat dikontrak seumur hidup, begitu pula dengan outsourcing bisa
               dilakukan seumur hidup. Jam kerja dinilai eksploitatif. Tenaga kerja asing (TKA)
               buruh kasar dan unskilled worker berpotensi bebas masuk ke Indonesia. Adapun
               persoalan lainnya adalah hilangnya jaminan sosial serta hilangnya sanksi pidana
               bagi pengusaha yang melanggar aturan perburuhan.




                                                       Page 18 of 151.
   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24