Page 160 - Bilangan Fu by Ayu Utami
P. 160

Aku  melihat  Parang  Jati  berwajah  tak  senang.  Tampak­
               nya ia menganggap pertanyaanku terlalu modernis­naif. Khas
               orang  modern.  Yaitu,  ingin  membuktikan  segala  yang  mito­
               logis. Pertanyaanmu salah tempat, kawan—aku melihat itu di
               mata bidadarinya. Aku semakin ingin mengerjainya.
                   “Bisakah  kamu  memanggilkan  ikan  itu,  Jat?  Katanya,
               mereka suka padamu, kan?”
                   Ya,  ya.  Pelus  bisa  dibujuk  dengan  telur  ayam—Mbok
               Manyar menjawab dengan suara keibuannya.
                   Tiba­tiba  wanita  itu  berubah  suara  lagi.  Yang  kemudian
               keluar  dari  mulutnya  adalah  bunyi  menyerupai  tawa  logam
               berkarat:
                   Persoalannya, pelus jantan suka telur bakal betina. Pelus
               betina suka telur bakal jantan. Dan, masalahnya lagi, pelus itu
               bisa berubah jenis kelamin. Jadi kita tak tahu harus meman­
               cing siapa dengan apa?
                   Ia mengikikkan suara yang bagiku bagai kuntilanak murni,
               bukan yang di televisi. Suara kikik yang memiliki wibawa.
                   Kamu tahu, Nak, pelus bisa berubah kelamin?
                   Suaranya  membuat  aku  gugup.  “Ya..  mm..  saya  pernah
               dengar sejenis belut bisa begitu… bisa ganti kelamin.”
                   Persis! Tidak semua jenis. Cuma satu jenis saja yang bisa
               ganti kelamin. Yaitu yang betina—ia tertawa lagi—Yang betina
               bisa  menjadi  jantan.  Tapi  yang  jantan  tidak  bisa  jadi  betina.
               Hihihi… Apa artinya itu, Nak Yuda?
                   Aku tergagap.
                   Ia menjawab sendiri: Artinya, ya… yang betina bisa men­
               jadi jantan, tapi yang jantan tidak bisa jadi betina.
                   Ia terpingkal­pingkal sendiri.
                   Aku  tidak  jengkel.  Itu  karena  kemampuanku  mengambil
               jarak dari diriku sendiri. Aku merasa ia pantas berbuat demi­
               kian, mempermainkan aku. Demi usia dan statusnya di tanah
               ini. Demi usiaku dan statusku di desa ini. Dan suasana ini juga


            1 0
   155   156   157   158   159   160   161   162   163   164   165