Page 299 - Bilangan Fu by Ayu Utami
P. 299
Inilah sabda ayah kepada anaknya:
Setiap makhluk di bumi ini memiliki tugas. Bahkan nya
muk pun memiliki tugas. Yaitu, mengurangi jumlah manusia
yang menjarah hutan hujan tropis. Jangan engkau tertawa! Se
bab aku tak sedang sarkastis. Aku berkata yang sesungguhnya.
Seperti para siluman dan mambang menjaga rimba dan gunung
secara spiritual, nyamuk dan pelbagai hewan menjaganya se
cara banal. Diamdiam manusia membawa benih keserakahan
di dalam dirinya. Bibit itu kelak mewujudkan kekuasaan tan
pa batas. Kekuasaan yang merusak alam raya, seperti telah
kita lihat sekarang ini. Nyamuk, bakteri, dan virusvirus se
sungguhnyalah sejenis teroristeroris halus yang bertujuan
luhur mengendalikan jumlah manusia. Jangan tertawa. Aku
tak sedang sarkastis, melainkan berkata yang sesungguhnya.
Apa kau pikir manusia itu makhluk mulia sehingga pantaslah
setiap jengkal tanah bumi ini dipenuhi pijak mereka? Apakah
kau pikir itulah kemuliaan?
Di pundakmu ada tugas, anakku. Tapi apakah tugas itu,
kita harus pandai membaca tandatanda. Sebab berbedalah
tugas setiap manusia, sebagaimana mereka lahir dengan talen
ta yang berbedabeda. Dan berbedalah setiap zaman. Apa yang
mendesak sekarang, belum tentu penting di kala lampau dan
kala depan. Di suatu masa barangkali hukum lebih utama.
Tapi di masa yang lain kasih lebih mendesak. Di suatu masa
kekuasaan penting. Di masa berikutnya pembebasan lebih
penting. Sebelum engkau betul dewasa dan kuasa membaca
tandatandamu sendiri dan tandatanda zaman, maka tang
gung jawab itu ada padaku. Dan inilah yang kubaca pada
kelahiranmu:
Engkau ada, bukan aku yang mengadakan. Engkau bayi da
lam keranjang pandan, tersangkut di lumut hutan. Wahai bayi
air, Siung Wanarakah engkau, yang dilarung dan membawa
2