Page 341 - Bilangan Fu by Ayu Utami
P. 341
Penemuan nol adalah revolusi dalam pikiran manusia.
Ketika nol belum ditemukan, sesungguhnya bilangan ti
daklah hanya matematis. Ketika nol belum ditemukan, manu
sia belum membedakan bilangan rasional maupun irasional,
primer maupun riil. Ketika itu manusia belum menarik jarak
antara dunia dan dirinya, yang obyektif dan yang subyektif.
Manusia belum modern. Bumi belum berbentuk dan kosong.
Firman adalah puitis dan di dalamnya bilangan itu meta
foris.
Masalahnya bermula ketika shunya menjadi bilangan nol.
Shunya yang metaforis dan spiritual menjadi matematis dan
rasional.
Bilangan nol dirumuskan kepada dunia monoteis pada
abad ke8. Lebih seabad setelah wahyu monoteis yang terakhir
turun. Tapi, setelah itu mental matematis berkuasa atas bilang
an. Orang tak bisa lagi melihat kualitas bilangan sebelum dia
ditemukan. Yakni, kualitas puitis, metaforis, dan spiritualnya.
Maka mulailah manusia menerapkan yang puitis itu secara
matematis, yang spiritual secara rasional. Tuhan, yang sejak
dulu mengelak dinamai, kini diringkus ke dalam kerangka pikir
manusia. Tuhan, yang mengelak dinamai, kini justru diringkus
ke dalam angka.
Tiada tempat lagi bagi misteri.
*
Pembacaan ulang tadi penting bagi saya untuk memahami
Ayah.
Bilangan hu adalah jalan Ayah untuk mengembalikan
dunia yang terbelah kepada dunia yang utuh.
Bilangan hu adalah cara Ayah untuk mengingatkan kem
bali bahwa rasio telah kelewat berkuasa. Demikian berkuasa
331