Page 371 - Bilangan Fu by Ayu Utami
P. 371
mengejan. Ia nyaris tak bersuara. Beberapa saat kemudian,
nafasnya kembali normal.
*
Esok harinya aku tahu suasana hati Parang Jati kurang
baik. Ia mencoba menutupinya, terutama karena Marja adalah
tamu kami yang baru hadir, tapi bunyi ledakan di kejauhan
terlalu mengganggu kami. Perusahaan penambangan batu
berskala besar itu sudah mendapat izin untuk mengeruk di
dua bukit terluar. Perusahaan yang mendanai Sesajen besar
besaran. Parang Jati mengenal dan mencintai seluruh jajaran
bukit di Sewugunung ini. Ia melihat perbukitan kapur ini
sebagai seekor naga betina yang tidur melingkarlingkar, he
wan mitologis purba yang sedang mengerami kehidupan dalam
rahimrahimnya yang subur dan bersusunsusun. Nagagini
yang sedang melakukan tapa mengandung. Ikanikan pelus
keramat itu anakanaknya, menyusu pada air kehidupan. Ia
tak rela membayangkan bahwa satu per satu ruas tubuh naga
betina itu akan diruntuhkan. Ia menelan ludah. Sekarang
pun, penebangan tak terkendali di kerak luar tubuhnya mulai
perlahanlahan mengeringkan rahimrahim purbanya. Jika
kelak naga betina itu telah mandul dan menjadi rapuh, tak ada
halangan lagi bagi kaum yang rakus itu untuk merubuhkan ia
seluruhnya.
“Jika tak ada upaya penyelamatan, Sewugunung akan
hancur. Seperti Citatah. Tapi ini lebih buruk. Sebab Sewu
gunung adalah kawasan karst kelas satu yang menyimpan air.”
Telah ada dalam rencana tim peneliti itu untuk meng
ajukan advokasi. Untuk menjadikan Sewugunung sebuah Ka
wasan Terlindungi. Ekosistemnya yang khas, peninggalan pra
sejarahnya, membuat ia layak untuk dihargai dalam beberapa
kategori yang diperikan Organisasi Konservasi Dunia. Tim itu
3 1