Page 369 - Bilangan Fu by Ayu Utami
P. 369
“Sejak akhir abad ke19, para peneliti Belanda telah terta
rik pada wilayah ini, Marja. Mereka menganggap bentangan ini
menampakkan keanehan geologis. Sebab, di sini terdapat buli
buli bergamping dalam kesatuan struktural yang sifat utama
nya adalah batuan gunung api. Kita sedang berada di salah satu
buli gamping itu, Marja. Dan Watugunung, yang tampak di
depan kita, itu adalah batuan gunung api. Ia lebih tua daripada
bukitbukit kapur. Menjengat seolaholah hendak mengatakan
sesuatu tentang kepurbaannya.”
Kini Marja menyaksikan gairah yang kutemukan dulu di
mata bidadari Parang Jati. Sahabatku bisa bercerita tak habis
habis tentang batuan sebagai dokumen sejarah dan dongeng
dongeng yang meruapruap sebagai aura di sekelilingnya.
Tentang lapisan debu “Ejakulasi Sangkuriang” dari gunung
Tangkuban Perahu yang menyalut di beberapa sela bukitbukit
ini.
“Di balik reruntuhan itu, di dalam tanahnya, saya yakin
kami akan segera menemukan tulang belulang manusia pra
sejarah. Atau janganjangan manusia purba yang masih sete
ngah kera. Meski mereka setengah kera, tapi merekalah yang
mulai menganggit ceritacerita,” ujar Parang Jati. “Bayangkan.
Mereka barangkali yang pertama kali memandang dari dalam
sini ke arah samudra Selatan. Takjub pada ombaknya yang
tenang namun garang. Pada musimmusim gempa terjadi
tsunami, air menghantam sampai ke sini. Tidakkah mereka
percaya bahwa ada kekuatan maha dahsyat di dalam samudra?
Mereka, orangorang yang tulangbelulangnya tersimpan di
goa ini, barangkali adalah yang pertama kali merumuskan
mengenai Ratu Samudra Selatan.”
Marja masih sangat muda dan terlalu banyak bergaul de
ngan penonton televisi. “Tapi, sebenarnya Nyi Rara Kidul itu
ada gak, sih?”
Dulu aku tak akan menganggap bodoh pertanyaan ini. Kini
3