Page 443 - Bilangan Fu by Ayu Utami
P. 443

munculnya titik­titik bintang di angkasa. Titik­titik itu mulai
                 berkerlipan sekarang.
                     Rasi  bintang  langit  Selatan  menampakkan  diri  satu  per
                 satu,  jika  engkau  membukakan  mata  bagi  mereka.  Atau  jika
                 tak  ada  cahaya  buatan  di  bumi.  Seperti  ketika  listrik  desa
                 telah  dipadamkan  oleh  tangan­tangan  setan.  Langit  di  atas
                 dengan ganjil menjadi sangat cantik, sementara sesuatu mem­
                 beri  tahu  kami  bahwa  di  bawah  sana  yang  menakutkan  se­
                 dang  menjelmakan  diri.  Suara  kentongan  mendadak  reda.
                 Lalu  senyap  yang  mencekam.  Aku  merasakan  kegentaran  di
                 bawah sana yang disebabkan oleh sesuatu yang menampakkan
                 kehadirannya  dalam  listrik  padam.  Aku  merasakan  orang­
                 orang  desa  yang  tak  menguasai  keadaan.  Mereka  memilih
                 tak membunyikan kentongan lagi. Ada yang lebih mendesak.
                 Kembali  ke  dalam  rumah.  Memastikan  istri  dan  anak­anak.
                 Menyalakan  sentir  dan  teplok.  Agar  setidaknya  bisa  melihat
                 bayangan. Kelap­kelip lampu minyak itu demikian kecil, ren­
                 dah, dan tak stabil sehingga tak tampak dari ketinggian Sewu­
                 gunung.
                     Kami tak melihat apa­apa. Hanya merasakan.
                     Parang Jati mengambil handpon dari saku bajunya. Tapi
                 tak ada sinyal.
                     Kami sepakat untuk kembali ke tenda dan mematikan api
                 unggun.
                     “Tidurlah kamu dengan Marja. Saya berjaga di luar.”
                     Aku  mengangguk.  Tapi  aku  menyalakan  alarm  untuk
                 bergantian dengannya setelah beberapa jam.
                     Ketika aku terbangun kemudian, kulihat Parang Jati masih
                 duduk  dalam  gelap  gulita.  Aku  tidak  melihat  wajahnya,  tapi
                 aku  merasakan  energinya.  Begitu  kelam.  Handpon  masih  di
                 genggamannya, seperti belum lama ia gunakan. Suara jangkrik
                 dan kodok mengisi hutan ke arah lembah.


                                                                         33
   438   439   440   441   442   443   444   445   446   447   448