Page 449 - Bilangan Fu by Ayu Utami
P. 449
Ia menggeleng dan menggumam lirih. “Ya. Tidak berarti
begitu.” Tapi aku tahu nadanya tidak rela. Dalam kalimat
berikutnya ia meminta izin untuk tidak ikut dalam pemanjatan
sepekan ini. “Saya harus bolakbalik Yogya untuk beberapa
seminar.”
Hatiku mengatakan bahwa ia sedang tak ingin bertemu
Karna dan Kumbakarna. Aku memandang dia dengan sedih
dan sedikit sesal. Tapi barangkali lebih sehat bagi jiwanya.
Dalam keadaan ini mungkin ia tahu bahwa sulit baginya
memisahkan “caracara militer” dari “anggota militer”. Dari
pada ia mengarahkan kemarahannya pada obyek yang salah, ia
memilih menghindar.
Karna dan Kumbakarna muncul di antara gerombolan
dengan penampilan yang berbeda dari biasanya. Biasanya,
jika berpakaian bebas, mereka mengenakan kaos ketat dengan
kemeja dimasukkan. Kali ini mereka memakai kaos longgar
dengan kemeja hawai gombrong. Jins belel yang rawing di
beberapa tempat. Ikat kepala dan topi kelompok kami. Mereka
tak terbedakan dari anakanak lain. Bahkan tampak lebih
lusuh.
Mereka katakan padaku bahwa mereka tak hendak mena
rik perhatian.
Perhatian siapa? Aku bertanya dalam hati saja. Sebab
aku telah belajar untuk mencari dulu kemungkinan jawabnya
sendiri, sebelum menguji orang dengan pertanyaan. Mereka
tak hendak menarik perhatian. Maksudnya mereka sedang
menghindari perhatian polisi.
Ketegangan antara polisi dan tentara masih mengambang
di wilayah ini. Perkelahian antar satuan, yang beberapa waktu
lalu memuncak dalam serangan terhadap pos dan asrama po
lisi, belum terdamaikan di bawah sini. Meskipun para jenderal
di ibu kota telah menyelesaikannya secara simbolis. Pihak TNI
3