Page 521 - Bilangan Fu by Ayu Utami
P. 521
Tapi di masa ini tak ada lagi biduan pengembara yang
menyanyikan balada. Zaman telah berubah. Itu saja.
“Karena itu, masa lalu—masamasa yang naif dan sederha
na itu—kita hidupkan lewat cerita. Cerita membuat kita boleh
menjadi naif dan sederhana lagi,” ujar Parang Jati sambil
mengunyah kacang impor pistacionya. “Maka Dylan bisa mem
buat lagu ini. Sebab dia membuatnya untuk film ‘Pat Garrett
and Billy the Kid’. Tahu kan, untuk angkatan kita, lagu ini
dipopulerkan lagi oleh Guns ‘n Roses dan filmnya digarap ulang
dalam ‘Young Guns’.”
Lalu ia menyenandungkan syair itu, sambil menunjukkan
luka lubang tembus di paruparu kirinya. Tentang seorang
pemuda yang mati tertembak dari belakang. Luka yang meng
habiskan darahnya.
Knockin’ on Heaven’s Door.
Hari telah gelap. Terlalu gelap untuk melihat. Saya kira
saya mengetuk pintu surga…
Luka tembus yang menyiulkan bunyi fu.
Aku menghapus air di mataku.
Kutonton DVD itu seorang diri. Mengertilah aku mengapa
Marja mengirimkannya kepadaku. Bukan hanya karena Parang
Jati menyukai musik ini. Tapi karena di mata penyair yang
bernyanyi bagi penabuh tamburin itu aku menemukan mata
nya. Mata itu tak selalu tampak kala ia menyanyikan lagu
lain. Mata sahabatku ketika ia menatapku terakhir kali. Mata
bidadari yang bukan polos, melainkan dalam dan duka. Mata
yang memiliki sesuatu di dalam dirinya untuk dikabarkan
kepada dunia.
11