Page 523 - Bilangan Fu by Ayu Utami
P. 523
Hukum adalah seperti bor. Yaitu alat kekuasaan.
Seorang pemanjat yang satria dan wigati adalah mereka
yang menghindari sebisa mungkin penerapan kekuasaan.
Tapi lebih banyak orang yang suka menegakkan hukum
dan menyembahnya, ketimbang menanggungnya.
Kami namai jalur 240 yang baru ini Jalur Gerhana. Parang
Jati dan aku menempuhnya pada hari di mana malamnya
terjadi gerhana bulan. Tanggal 16 Juli tahun kosongkosong.
Malam gerhana itu kami berdua menginap di puncak
Watugunung. Gitar dan tenda telah kami siapkan. Sebotol
kecil Jack Daniels. Selinting ganja untuk berbagi. Kami akan
berbaringbaring menanti gerhana sambil menikmati keme
nangan hari itu. Kadangkadang kami senang bahwa Marja
tak ada. Kami tak pernah membicarakannya, rasa itu. Parang
Jati barangkali tak bisa menerangkannya juga. Tapi aku bisa
menjelaskannya. Sebab hubungan antara lelaki dan perempuan
selalu dibayangbayangi oleh monster yang menyimpan ke
pentingannya sendiri. Monster gelembung uburubur ber
tangan lambai itu. Dan hewan marsupial moluska anjing gila.
Betapapun mengasyikkan hubunganku dengan Marja, kami
selalu rentan oleh manipulasi para monster reproduksi. Kami
harus senantiasa berjuang agar bisa berkelit dari kendali
makhlukmakhluk tersebut. Karena itulah, hubungan pria dan
wanita selalu dibayangi usaha melindungi diri. Tak sepenuhnya
lepas. Dengan perempuan, bahkan dengan Marja, aku harus
tetap waspada.
Hanya dengan sahabat lelaki aku bisa menanggalkan
persenjataanku dan menjadi manusia. Manusia yang utuh
dan merdeka. Yaitu, yang tak perlu bersenjata dan tak perlu
waspada. Dan kalau kami lagi ingin bersaing, kami melaku
kannya juga sambil tertawa. Sebab kami mengagumi kekuatan.
Dan siapapun yang lebih kuat di antara kami, kami bahagia
karenanya.
13