Page 63 - Bilangan Fu by Ayu Utami
P. 63
meran Sangkuriang yang memang dari segi usia boleh menjadi
putranya—sebagaimana Dayang Sumbi adalah ibunda Sang
kuriang! Percaya atau tidak. Manakala aku mulai menyukai
gosip, film Sangkuriang telah lima belas tahun lewat. Suzanna
masih bermain, sebagai kuntilanak. Sedang Clif Sangra, yang
gagah bagai Rambo ketika memainkan Sangkuriang, kini sudah
besar dan tampak agak sedikit kurang solid. Bahtera rumah
tangga mereka pastilah mengalami pasang badai dan pasang
damai. Bahwa mereka tidak bercerai sampai berpuluh tahun,
aku pasang empat bahkan lima jempol dengan segala ketulusan
hatiku. Jempolku yang kelima si Tumanglah. Mereka pastilah
memiliki komitmen yang sungguhsungguh, kalau bukan ter
kena tuah dongeng Sangkuriang. Jika toh kelak mereka ber
cerai, maka sungguh wajarlah manusia bercerai setelah kontrak
sekian lama. Bukankah setiap kontrak kerja akan berakhir
dengan masa pensiun? Aku sungguh tak tahu apakah akhirnya
mereka bercerai. Semoga tidak.
Tapi aku tidak pernah mendengar kisah Prabu Watu
gunung hingga Parang Jati memaparkannya kepadaku. Ini ba
rangkali kebebalanku yang membuat aku juga tak mendengar
kabar tentang kambingkambing yang mati kehabisan darah.
Aku tak tertarik pada dongeng, apalagi yang disampaikan oleh
orangorang yang tak bisa kupercaya: orang kampung yang
membakar menyan di muka pohon besar (bagaimana kita tahu
itu muka si pohon dan bukan belakangnya?), ibu rumah tangga
yang suka menonton sinetron bersama pembantu, tukang copet
yang sedang cuti, semua orang yang menonton televisi. Sudah
kubilang telur lebih menarik daripada dongeng kaum debil.
Telur berbentuk dan bergizi. Dongeng mereka tidak berbentuk
tidak bergizi. Maaf, pendapatku mungkin kurang patut. Tapi
aku jujur. Orangorang demikian menceritakan dongengdo
ngeng sebagai hal yang harus kita percaya. Justru karena itu
aku tidak mau percaya. Parang Jati bisa membuat aku percaya,
3