Page 66 - Bilangan Fu by Ayu Utami
P. 66
Oleh siapa? Tentu oleh sang lelaki yang lagilagi harus menang
gung permintaan mustahil untuk sesuatu yang ia tak ketahui
alasannya. Aku tak mengerti kenapa para perempuan itu tidak
bilang terus terang saja bahwa mereka adalah ibunda si ke
kasih. Dengan begitu, para lelaki malang itu tak perlu dianiaya
dengan kerja rodi membangun bendungan dan perahu. Atau
bahkan mengobarkan perang. Apa maunya perempuanperem
puan itu? Demikianlah, Prabu Watugunung pergi menyerang
surgaloka dan menimbulkan kekacauan.
Usaha kedua pria, Sangkuriang dan Watugunung, untuk
memenuhi permintaan kekasih menimbulkan bencana alam,
huruhara, sebelum akhirnya terjadilah permukaan bumi yang
baru. Dengan rumusan lain, dorongan inses itu menimbulkan
khaos, sebelum akhirnya terjadi kosmos yang baru. (Parang
Jati mengingatkan lagi, kita tentu saja tidak bisa membaca
mitos dengan logika sekarang. Ya, ya, ya. Oke. Oke.)
“Mitos Watugunung bersaudara dengan mitos Sangku
riang. Tapi saya yakin Watugunung adalah derivasi dari Sang
kuriang,” kata Parang Jati. “Kisah Sangkuriang lebih tua.”
“Seperti riwayat rajaraja Jawa. Mereka memiliki leluhur
di bumi bangsa Sunda. Seperti prasastiprasasti yang ditemu
kan. Kerajaan tertua ada di bumi Pasundan. Gelombang migrasi
bergerak dari Barat ke Timur, berlawanan dengan matahari.”
Sebagai mahasiswa geologi Parang Jati senang menem
patkan mitos dalam koordinat ilmu bumi. Mitos Sangkuriang,
paparnya, menyimpan beberapa informasi geologi yang me
nunjukkan kepurbaan sumbernya. Dongeng ini menceritakan
keadaan bentang alam di sekitar Bandung yang tak dikenal
lagi di masa sejarah. Inilah bagian yang paling menakjubkan
dari dongeng Sangkuriang. Selain tentang gunung Tangkuban
Perahu yang masih ada sampai sekarang, legenda ini juga
bercerita tentang sebuah danau besar yang terbentuk dalam
waktu singkat. Danau yang tak ada lagi sekarang.