Page 64 - Bilangan Fu by Ayu Utami
P. 64

sebab ia menempatkan dongeng­dongeng itu dalam koordinat
               pengetahuan yang boleh diragukan.
                   Mengenai  kisah  Sangkuriang  maupun  Watugunung,  ke­
               duanya memiliki motif yang sama. Sang Ibu dan putra saling
               jatuh cinta tanpa menyadari siapa mereka. Hingga pada suatu
               adegan setengah mesra, si perempuan membelai­belai rambut
               kekasihnya dan menemukan tilas luka di sana. Bertanyalah si
               perempuan dan menjawablah si lelaki. Luka itu akibat dipukul
               ibunda.  Bunda  tak  sabar  aku  menangis  lapar.  Kisah  sedih
               dimulai  di  titik  itu.  Sebab  tahulah  si  perempuan  bahwa  pria
               itu  ternyata  anak  kandungnya  sendiri.  Sang  perempuan  pun
               berusaha menceraikan hubungan mereka.
                   Pada  kisah  Sangkuriang,  kedua  kekasih  itu  belum  meni­
               kah. Untuk menghindari pernikahan, Dayang Sumbi menuntut
               mas kawin yang  musykil. Ia meminta  Sangkuriang memben­
               dung sebuah sungai yang maha deras. Citarum Purba namanya.
               Sungai itu harus dibendung menjadi danau. Semua itu harus
               dikerjakan  dalam  semalam.  Tak  hanya  itu,  Sangkuriang  juga
               harus menyelesaikan sebuah bahtera untuk mereka bercinta di
               atas danau. Semua harus selesai di malam yang sama. Sebab,
               esok harinya mereka akan bercinta dalam sebuah perahu yang
               berlayar lepas di danau luas. Inilah iming­iming cerdik. Sekali
               lagi, perhatikan beda pria dan wanita. Pria cuma menginginkan
               persetubuhan. Tapi perempuan menginginkan bahtera lengkap
               dengan danaunya! Coba, siapa yang sesungguhnya lebih rakus?
               Yang  jelas,  Sangkuriang,  seperti  kebanyakan  lelaki,  dikuasai
               hewan moluska anjing gila itu: si Tumang yang menitis pada
               dirinya  sebagai  dosa  asal.  Sangkuriang  yang  meneteskan  air
               liur (bagaimanapun ia keturunan anjing!) lekas menyanggupi
               segala permintaan Dayang Sumbi.
                   Dan,  celaka  bagi  Dayang  Sumbi,  putranya  yang  gila  itu
               memang  berhasil  membangun  bendungan!  Dengan  segala
               bantuan siluman. Tengah malam tiba, air mulai menggenang
   59   60   61   62   63   64   65   66   67   68   69