Page 79 - Bilangan Fu by Ayu Utami
P. 79

Ia  menjawab  dengan  segera.  “Kalau  saya  menang,  kamu
                 harus  jadi  clean  climber  dengan  saya.  Kita  mulai  dengan  di
                 Watugunung.”
                     Aku  mengumpat  dalam  hati.  Jadi,  itu  agendanya.  Aku
                 juga  selalu  merasa  dorongannya  untuk  pemanjatan  bersih
                 merupakan ejekan.
                     “Tapi  kamu  sendiri  belum  pernah  benar­benar  manjat
                 tebing?”
                     Ia  menjawab  dengan  ringan,  “Saya  akan  belajar  dari
                 kamu.”
                     Aku menggeleng­geleng merasakan ketetapan hatinya.
                     “Kalau aku yang menang?”
                     Ia angkat bahu. “Sebut yang kamu mau.”
                     “Kau jadi budak kami selama ekspedisi di sini.” Aku senang
                 membayangkan itu, memiliki budak yang bisa disuruh apapun.
                 Misalnya, disuruh mengambil air tanpa celana. Akan kularang
                 dia  memakai  celana  selama  melayani  kami.  Jarak  mataair
                 ke  perkemahan  sekitar  limaratus  meter.  Menyenangkanlah
                 bayangan  bagaimana  ibu­ibu  dan  gadis­gadis  desa  menjerit
                 melihat dia lewat di pematang dengan si Tumang­nya berayun­
                 ayun.
                     Ia mengangguk dalam dan pelan. “Ya, saya akan jadi bu­
                 dakmu.  Tapi,  lelaki  itu  pasti  mati  dalam  beberapa  hari  ini.
                 Meski itu pun tidak berarti sajen itu tidak bertuah.”
   74   75   76   77   78   79   80   81   82   83   84