Page 85 - Bilangan Fu by Ayu Utami
P. 85

Khotbah di Bukit






                 KepuTusanKu  unTuK  TidaK  menerapkan  bor  pasti  akan  men­
                 jadi  bahan  kritikan  sengit.  Apalagi  jika  Pete  ada  di  sini.  Na­
                 mun  sebelum  waktu  itu  tiba,  aku  melihat  Parang  Jati  duduk
                 di antara gerombolanku. Sepeda gunungnya terhampar dekat
                 bekas  api  unggun.  Pastilah  benda  itu  baru  saja  dikagumi
                 teman­temanku.  Terpincang­pincang  aku  dan  Oscar  dipapah
                 menuju kemah utama. Sebelumnya kami adalah kancing baju
                 yang diselamatkan oleh satu jahitan dan seuntai benang. Sehe­
                 lai benang yang kurang panjang untuk mencapai tanah.
                     Oscar tidak berkomentar. Ia hanya nyengir sambil meng­
                 geleng­gelengkan  kepala,  sesekali  meringis  terkena  serangan
                 nyeri. Begitupun aku. Rembesan darah mulai mewarnai seku­
                 jur tangan kananku yang penuh  parut. Lutut celanaku sobek
                 dan menyibakkan merah juga. Jika sedang begini, terasa helm
                 sangat berjasa. Aku disambut dengan tepuk tangan. Di antara
                 mereka, Parang Jati yang paling tinggi mengacungkan aplaus.
                 Aku telah memberi tontonan bermutu. Permainanku bagus dan
                 kejatuhanku nyaris sungguh.
   80   81   82   83   84   85   86   87   88   89   90