Page 87 - Bilangan Fu by Ayu Utami
P. 87

Beda telepati dengan komunikasi biasa adalah ini. Komu­
                 nikasi  mengantarkan  pengetahuan.  Telepati  mengantarkan
                 pengertian. (Komunikasi mengantarkan apa yang berasal dari
                 kata  Latin  scientia.  Telepati  mengantarkan  apa  yang  berasal
                 dari kata Yunani gnosis.) Tapi bagaimana jalaran pengertian
                 itu, kita tak pernah tahu. Apakah Parang Jati memerintahkan
                 agar  aku  mulai  memanjat  bersih  dan  aku  menurut  sebagai
                 lembu  dicocok  hidung.  Ataukah,  aku  mengetahui  bahwa  aku
                 telah  kalah  taruhan  sehingga  aku  harus  berteguh  dengan
                 sumpahku sebagai seorang satria.
                      “Yang jelas, sekarang Yuda sudah terikat sumpah darah
                 untuk clean climbing.”
                     Setan goa! Aku tak pernah menganggap taruhan itu demi­
                 kian serius. Parang Jati tidak mengatakannya seperti seorang
                 penganut takhayul. Tapi, dengan mengumumkannya di muka
                 gerombolan,  ia  membuat  aku  harus  bertanggung  jawab.  Ia
                 membikin  aku  terikat.  Teman­temanku  akan  menerimanya
                 dengan  dua  tanggapan.  Mereka  senang  karena  kali  ini  aku
                 kena batunya. Selama ini aku hampir selalu menang taruhan.
                 Bahkan  taruhan  paling  musykil  tentang  ruas  jari  yang  bisa
                 bertunas kembali. Dan aku selalu jumawa jika menang taruhan.
                 Bukankah  aku  bisa  membeli  mobil  dan  mendanai  sebagian
                 besar  biaya  ekspedisi  kami  dari  hasil  berjudi  sabung  ayam.
                 Tapi, jika kini aku sungguh­sungguh menjalankan kekalahan,
                 itu berarti seluruh kebijakan gerombolan harus ditinjau ulang.
                 Dan  ini  perkara  serius.  Sangat  serius.  Bahkan  cukup  untuk
                 menimbulkan perpecahan.
                     Pelan­pelan  aku  menyadari  bahwa  aku  seperti  bermain
                 jelangkung yang tak mau pergi. Hantu itu kini membayangiku
                 senantiasa.  Taruhanku  kali  ini  memiliki  konsekuensi  besar.
                 Pertama, persainganku dengan Pete akan menajam.
                     Jika  ada  dua  kutub  di  antara  kami  berduabelas  selama
                 ini,  maka  aku  di  satu  kutub  dan  Pete  di  kutub  lawan.  Aku
   82   83   84   85   86   87   88   89   90   91   92