Page 179 - Cantik Itu Luka by Eka Kurniawan
P. 179
Singa pura dan bertekad akan melakukannya tanpa dukungan siapa pun.
Bahkan meskipun harus bergerilya. Namun pemberontakan ternyata
telah meletus di dalam negeri, dan gagal. Pemerintah ko lonial membu-
barkan Partai dan semua aktivitasnya dilarang. Kebanyakan pengu-
rusnya menjadi tahanan jika tidak dibuang ke Boven Digoel. Yang
me nyebalkan, Komintern kini mendukung pemberontakan tersebut,
sebuah kekonyolan yang datang terlambat.
”Aku ditarik kembali ke Moskow,” katanya, ”untuk sekolah.”
Ia menerangkan bahwa tetap ada waktu untuk melakukan pembe-
rontakan yang lain, di waktu yang lebih memungkinkan. Ia mendengar
beberapa kabar buruk, bahwa orang-orang komunis yang dibuang ke
Boven Digoel, beberapa di antaranya menyerah dan memilih bekerja-
sama dengan pemerintah kolonial. Yang tetap bersikeras dibuang lebih
jauh, ke tempat malaria bisa membunuh tanpa ampun. Ia berdiri karena
ia ingin pergi ke toilet, dan Kliwon buru-buru menyelimuti tubuh lelaki
itu dengan kain sarung sambil berkata: ”Ibuku akan menjerit tanpa am-
pun jika ia melihatmu melintasi rumah dalam keadaan telanjang bulat.”
Meskipun membiarkan tubuhnya diselimuti sarung, Kamerad Kli-
won membantah, ”Apa bedanya, besok ia akan melihatku mati dalam
ke adaan telanjang.”
Mereka meneruskan bincang-bincang itu, kali ini di beranda rumah,
dengan Kamerad Salim masih sekadar berselimut sarung. Dari tempat
mereka duduk, terlihat laut gelap membentang dengan bintik-bintik
lampu nelayan, serta suara debur ombak yang tenang. Si bocah ber-
tanya, apa yang dicari oleh orang-orang komunis, dan Kamerad Salim
men jawab, ”Surga.” Tepat tengah malam, mereka melihat sebuah truk
lewat di jalanan, dipenuhi prajurit KNIL, na mun mereka tak melihat
keduanya yang duduk di beranda yang gelap.
Dunia tengah berubah, kata Kamerad Salim. Jerman dan Jepang
me miliki kekuatan yang sepadan dengan negara maju mana pun, dan
mereka tengah menuntut bagian mereka sendiri. Selama ratusan tahun,
lebih dari separuh permukaan bumi dikuasai oleh negara-negara Eropa,
menjadikannya koloni, mengisap apa pun yang mereka temukan untuk
dibawa pulang dan menjadikan mereka kaya. Tapi tidak Jerman dan
Jepang. Mereka tak kebagian, dan sekarang me reka menuntut bagian.
172
Cantik.indd 172 1/19/12 2:33 PM