Page 354 - Cantik Itu Luka by Eka Kurniawan
P. 354
ahun 1976 Halimunda dipenuhi dendam. Dipenuhi hantu yang
Tpenasaran. Semua penduduk merasakannya, begitu pula dua turis
Belanda yang baru turun dari kereta di stasiun. Mereka tampaknya
sepasang suami istri. Yang lelaki berumur sekitar tujuh puluh dua ta-
hun, istrinya tak jauh berbeda, paling banter dua tahun lebih mu da.
Pa da umur seperti itu, si lelaki masih sanggup menenteng ransel sera-
tus liter yang tampak penuh dijejali benda-benda, sementara istrinya
menenteng tas kecil dan payung. Begitu keluar dari peron stasiun, me-
reka tersentak oleh udara yang pekat, penuh bau busuk yang anyir, dan
penuh bayangan timbul tenggelam serta cahaya ke merahan bagaikan
lampu-lampu teater yang disorotkan entah dari mana.
”Seperti masuk ke rumah hantu,” komentar istrinya sambil meng-
gelengkan kepala.
”Tidak,” kata suaminya, ”seperti pernah ada pembantaian manusia
di kota ini.”
Pengemudi becak yang mengantarkan mereka ke penginapan men-
ceritakan tentang hantu-hantu itu. Mereka sangat kuat, katanya, dan
berdoalah mereka tak menggulingkan becak ini di tengah jalan. ”Apa-
kah yang seperti itu sering terjadi?” tanya sang suami. ”Sangat jarang
tidak terjadi,” jawab tukang becak. Ia menceritakan tentang mobil yang
terbang menabrak pembatas jalan dan masuk ke laut. Semua penum-
pang nya mati dan seluruh orang di kota itu percaya bahwa semua itu
dilakukan oleh hantu-hantu penasaran. Juga tentang kebakaran hebat
pasar dua tahun yang lalu. Tak seorang pun tahu apa penyebabnya, dan
semua yakin bahwa hantu-hantu itulah yang melakukannya.
”Ada berapa banyak hantu?” tanya si istri.
347
Cantik.indd 347 1/19/12 2:33 PM