Page 358 - Cantik Itu Luka by Eka Kurniawan
P. 358

sekitar lima puluh tahunan. Mereka terpukau oleh kenyataan bahwa
                 pada umur berapa pun, anak perempuan mereka masih menampakkan
                 kecantikan yang sama memesona. Tak akan mengherankan jika ia jadi
                 pelacur, ia menjadi pujaan banyak lelaki.
                    Ada foto-foto gadis-gadis cantik lain, yang jelas bukan Dewi Ayu.
                 Yang berwajah putih dengan mata mungil seperti orang Jepang namanya
                 Alamanda, Rosinah menerangkan. Ia telah kawin dengan Sang Shodan-
                 cho, seorang tentara, dan punya anak bernama Nurul Aini. Rosinah
                 menjalankan perannya dengan baik bagaikan seorang pemandu wisata.
                 Gadis yang paling menyerupai Dewi Ayu adalah anaknya yang kedua,
                 Rosinah menulis di buku tulis yang dibaca mereka, namanya Adinda. Ia
                 kawin dengan seorang veteran komunis bernama Kamerad Kliwon, dan
                 punya seorang anak laki-laki bernama Krisan. Anak ketiganya tampak
                 lebih menyerupai indo daripada wajah pribumi. Yang paling cantik di
                 antara ketiganya. Dewi Ayu memberinya nama Maya Dewi. Ia kawin
                 pada umur dua belas tahun dengan seorang preman paling menyebalkan
                 di kota ini, namanya Maman Gendeng, dan telah punya anak setelah
                 lima tahun perkawinan tanpa disetubuhi, bernama Rengganis Si Cantik.
                 Rosinah belum pernah berjumpa dengan ketiga anak Dewi Ayu tersebut,
                 tapi ia telah mendengar semua kisah tentang mereka dari Dewi Ayu,
                 yang meskipun tak pernah berhubungan pula dengan mereka, tapi ia
                 terus mendengar apa yang terjadi atas anak-anaknya.
                    Tiba-tiba mereka merasakan satu tekanan hebat seolah udara tiba-
                 tiba menggumpal dan membuat bulu kuduk berdiri.
                    ”Sialan,” kata Henri, ”kekuatan jahat macam apakah ini?”
                    ”Aku tak tahu, tapi memang ada hantu di sini. Tak terlalu jahat,
                 tapi mungkin memang punya dendam.”
                    ”Hantu komunis?” tanya Aneu Stammler sambil mendekap suami-
                 nya.
                    ”Mereka di jalanan, dan tidak di rumah ini.”
                    Foto-foto di dinding itu mulai bergoyang-goyang, tak hebat, hanya
                 ayunan kecil seperti diembuskan angin. Buku di tangan Rosinah ter-
                 buka-tertutup. Ayunan Si Cantik kecil bergerak terayun-ayun pelan.
                 Lalu terdengar piring pecah di dapur dan panci berkelontang di lantai.
                    ”Hantu Dewi Ayu?” tanya Aneu lagi.

                                             351





        Cantik.indd   351                                                  1/19/12   2:33 PM
   353   354   355   356   357   358   359   360   361   362   363