Page 356 - Cantik Itu Luka by Eka Kurniawan
P. 356

”Karl Marx sudah mengingatkannya di paragraf pertama  Mani-
                 festo,” kata Henri Stammler sambil tertawa, dan keduanya menyantap
                 makan malam yang memberi mereka sensasi selera tropis yang nyaris
                 terlupakan.
                    Namun sebelum mereka makan, dan sebelum pesuruh pergi, Henri
                 sempat bertanya:
                    ”Apakah kau mengenal seorang perempuan bernama Dewi Ayu?
                 Umurnya mungkin sekarang lima puluh dua tahun.”
                    ”Tentu saja,” kata bocah itu, ”tak ada orang Halimunda yang tak
                 mengenalnya.”
                    Henri Stammler dan istrinya terlonjak oleh rasa girang yang tak
                 terkirakan. Setengah lingkaran bumi telah mereka terbangi untuk sam-
                 pai di kota ini, hanya untuk bertemu dengan anak gadis mereka yang
                 dulu diletakkan di depan pintu rumah kakeknya. Keduanya menatap
                 si bocah dalam tatapan ternganga seolah tak percaya bahwa begitu
                 mudahnya mereka menemukan Dewi Ayu.
                    ”Apakah ia setengah bule?”
                    ”Ya, tak ada nama Dewi Ayu yang lain di kota ini.”
                    ”Jadi ia masih hidup?” tanya Aneu Stammler dengan mata ber-
                 kaca-kaca.
                    ”Tidak, Nyonya,” kata si bocah. ”Ia sudah mati belum lama ini.”
                    ”Karena apa ia mati?”
                    ”Karena ia ingin mati.” Si bocah bersiap-siap meninggalkan me reka,
                 namun sebelum menghilang di depan pintu, ia sempat ber kata, ”Tapi
                 masih ada banyak pelacur lain jika kalian mau.”
                    Jadi mereka tahu bahwa Dewi Ayu telah hidup sebagai pelacur. Itu
                 mereka pastikan setelah makan malam dan memanggil kembali bocah
                 itu untuk menceritakan tentang anak perempuan mereka. Si bocah
                 mengatakan bahwa Dewi Ayu merupakan legenda di kota ini, pelacur
                 paling dipuja, meskipun itu sama sekali tak mengesankan Henri mau-
                 pun Aneu Stammler. ”Semua lelaki berharap menidurinya. Bahkan
                 dua dari tiga menantunya pernah menidurinya pula. Ia pelacur hebat.”
                    ”Jadi ia punya tiga anak perempuan?” tanya Aneu Stammler.
                    ”Empat. Yang bungsu lahir dua belas hari sebelum Dewi Ayu mati.”
                    Mereka memperoleh alamat di mana kedua orang itu bisa menemui

                                             349





        Cantik.indd   349                                                  1/19/12   2:33 PM
   351   352   353   354   355   356   357   358   359   360   361