Page 103 - Cerita Cinta Enrico by Ayu Utami
P. 103

Ce r i t a   Ci n t a   E n r i c o

                 hubungan  mesra  ayah-anak  ini.  Dengan  jengkel  ia  berkata,
                 “Chat! awas kamu! Kulaporkan pada komandan kamu!”
                    Si pencuri tidak siap dengan komentar seperti itu, yang
                 datang dari seorang perempuan yang sama sekali tidak takut.
                 Suara yang barangkali malah mengingatkan ia pada istri atau
                 ibunya sendiri. Ia pun melarikan diri.
                    Melihat  suaminya  kabur,  Ibu  semakin  kesal.  Ia  bangun,
                 meraih  sapu  lidi,  dan  mengejarnya.  Bayangan  itu  semakin
                 serius melarikan diri. Ibu semakin sungguh-sungguh membu-
                 runya. Sosok itu lari lewat pintu belakang rumah. Tatkala Ibu
                 hendak menyusulnya, ia mendengar suara orang mendengkur
                 di  kamar  tidur  belakang.  Ia  kenal  suara  ngorok  itu,  milik
                 sua  mi  nya  sendiri.  Ibu  baru  sadar  bahwa  yang  dikejarnya
                 adal ah maling ketika dilihatnya ayah sedang lelap di kamar
                 belakang.
                    Peristiwa itu menimbulkan keributan. Terutama karena si
                 pencuri mengambil senjata api Jungle milik ayah. Esok harinya,
                 Polisi  Militer,  berbaret  biru,  datang  ke  rumah.  Pemeriksaan
                 berlangsung  cukup  panjang.  Mereka  melihat-lihat  keadaan
                 rumah, sudut-sudut yang mencurigakan, dan jalur yang mung-
                 kin digunakan si pencoleng. Mereka juga menginterogasi se-
                 mua yang biasa ada di rumah. Termasuk aku. Padaku mereka
                 bertanya, kenapa ayah dan Ibu tidur terpisah padahal mereka
                 kan suami istri?
                    ayahku agak pucat. Ibuku juga tampak tidak nyaman.
                    Kujawab sejujurnya. “Dulu, rumah kami di asrama Bela-
                 kang  Tangsi  kecil  sekali  sehingga  kami  tidur  bertiga  satu
                 ranjang. Sekarang rumah ini besar sekali, jadi kami mau tidur
                 di kamar sendiri-sendiri.”
                    Sebelumnya,  ibu  dan  ayahku  ditanyai  satu  persatu.  Ibu


                                                                          97



       Enrico_koreksi2.indd   97                                      1/24/12   3:03:54 PM
   98   99   100   101   102   103   104   105   106   107   108