Page 98 - Cerita Cinta Enrico by Ayu Utami
P. 98
a yu Utami
Ibuku memiliki dunianya sendiri. Yaitu Dunia Baru yang
akan datang di Hari Kiamat. aku dan ayah memiliki dunia
kami. Yaitu dunia film dan tamasya hari ini. kami semakin
me nyukai hiburan, baik yang kami ciptakan sendiri atau yang
diciptakan film koboi. Aku sangat suka “koboi spageti”—itu,
film koboi buatan Italia. Sementara itu, ibuku makin suntuk
mempelajari sesuatu yang tampak jelas tapi masih jauh sekali,
dan makin membenci kesenangan-kesenangan duniawi.
Diam-diam ayahku sebetulnya prihatin tentang Ibu. ayah
sangat peka dan tak mau membuat Ibu merasa terkucil. Bia sa-
nya, jika kami berencana tamasya sehari penuh, se hari se be-
lumnya ayah akan menghubungi teman-teman per him pun an
Ibu. ayah membujuk supaya ada di antara mereka yang mau
menginap di rumah untuk menemani Ibu agar ti dak ke sepian.
Siapapun yang bersedia akan dijemput ayah. aku senang se-
kali jika sore-sore ayah datang sambil membon cengi Tante Ola,
Tante Inan, atau Tante Swan. Selain mereka wangi dan baik
hati, itu artinya Ibu tidak akan mengomel sebe lum, sepanjang,
dan setelah kami tamasya.
Ibu juga sudah tak pernah lagi ikut kami nonton. Pada
masa itu bioskop adalah tempat merokok. Kadang-kadang
film malah tampak keruh dan berkabut. Ibu tidak tahan asap.
asmanya akan kambuh. Kini, agama barunya membuat ia
men jauhi hiburan duniawi, apalagi yang diciptakan ma nu-
sia dengan khayalan-khayalan kasar. Sekali lagi, agar istri nya
tidak merasa ditinggalkan, ayah selalu menyuruhku mem-
bahagiakan Ibu pada hari yang malamnya kami akan pergi
me nonton. “Kamu harus pandai membujuk ibumu,” katanya,
sebuah nasihat yang kelak sangat berguna bagiku dalam ber-
hubungan dengan wanita.
92
Enrico_koreksi2.indd 92 1/24/12 3:03:53 PM