Page 96 - Cerita Cinta Enrico by Ayu Utami
P. 96
a yu Utami
dan rambutan, yang selalu kupanjat dan kunikmati panen-
nya dengan sukacita. aku pindah ke sekolah Katolik yang lain,
yang dekat dengan rumah baru itu, SD Yos Sudarso—nama
pahlawan yang gugur dalam perebutan Irian Barat, operasi
yang berakhir bersama kematian kakakku Sanda.
Untuk menggantikan kehilangan teman-teman, ayah dan
Ibu mendapatkan anjing untukku. aku sangat bahagia. Sete-
lah ayam, angsa, bebek dan kucing, akhirnya aku punya anjing.
Di antara segala hewan, anjing adalah yang paling setia pada
manusia. Selain itu, aku juga merasa gagah dan istimewa ka-
rena teman-temanku yang dulu tak ada yang punya anjing.
anjing pertamaku adalah betina hitam yang kuberi nama
Ireng. Ia galak luar biasa dan sering menggigit orang sehingga
kami terpaksa mengikatnya. Tapi ia begitu setia pada kami dan
menjaga seluruh binatang rumah yang lain, termasuk kucing.
Setelah ia agak tua, kami mendapat seekor anjing jantan muda
bernama Vicky. Tetapi karena ganteng sekali, ayah mengganti
namanya jadi brando. Dari Marlon brando, bintang film yang
paling ganteng di masa itu dan paling dikagumi ayah sampai
ayah meninggal dunia kelak. Dengan Pemuda Brando, si tua
Ireng hamil dan beranak. aku membantu ia melahirkan. Bayi-
nya keluar satu persatu terbungkus selaput yang basah dan
penuh darah, yang mengingatkan aku pada gumpalan merah
dalam pispot yang kerap kubersihkan dulu. Di situlah aku tahu
bahwa mamalia—termasuk manusia—melahirkan bukan
dari pantat seperti jika ayam bertelur. aku mulai sedikit demi
sedikit paham apa yang terjadi pada tubuh ibuku sehingga ia
tak akan bisa punya anak lagi.
Tahun 1968 adalah tahun yang paling penuh sukacita
dalam hidupku. Potongan-potongan ingatan dari tahun ini
90
Enrico_koreksi2.indd 90 1/24/12 3:03:53 PM